Baca judul postingan ini sebaiknya anda tidak membayangkan bahwa saya akan membuat postingan dalam bahasa Inggris. Judul di atas saya ambil dari nama jalan menuju stasiun kereta di Kranji. Nama jalan tersebut ditulis gado-gado, antara bahasa Indonesia dan Inggris. Coba saja tengok, kata “Jalan” menggunakan bahasa Indonesia dan di singkat menjadi JL, sementara nama jalannya sendiri menggunakan kata dalam bahasa Inggris “Station Kranji”. Selanjutnya “Kode Pos” ditulis kembali dalam bahasa Indonesia.
Dalam postingan saya terdahulu, Membaca Rambu Berbahasa Inggris di Bekasi, saya mengatakan bahwa tidak ada yang keliru dengan penggunaan rambu lalu lintas dalam bahasa Indonesia dan Inggris tersebut, karena hal tersebut justru memperlihatkan sikap tanggap Pemerintah Kota dalam merespon perkembangan di kota Bekasi. Sebagai salah daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah ibukota DKI Jakarta, saat ini memang telah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Infrastruktur, sarana dan prasarana terus dibenahi guna terus menggulirkan roda perekonomian dan memberikan kenyamanan bagi warga penghuninya. Kondisi ini tak pelak menjadikan Bekasi sebagai daerah penyeimbang Jakarta, yang perkembangannya tidak ketinggalan dengan ibu kota negara.
Kita ambil saja hikmah positifnya dari adanya rambu dua bahasa tersebut adalah terdorongnya pemahaman warga Bekasi mengenai perkembangan kotanya menjadi sebuah kota internasional. Untuk itu warga Bekasi pun tampaknya sudah harus membiasakan diri berbahasa Inggris agar tidak kagok jika berbicara dengan orang asing yang menggunakan bahasa tersebut.
Jadi kalau lain kali melihat banyak rambu lalu lintas atau nama jalan di Bekasi ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, jangan langsung memarahi pemerintah kota atau kabupaten. Bayangkan saja kita sedang berada di Singapura, London atau New York ketika melihatnya (walau kadang sulit jika kita belum pernah mengunjungi kota-kota tersebut).
No comments:
Post a Comment