28.12.10

Catatan dari Kopdar BeBlog: Menulis Melewati Tapal Batas

Baban Sarbana bisa disebut sebagai seorang blogger yang produktif. Dua tahun ngeblog sudah berhasil menerbitkan 6 buah buku yaitu “Ampuh Cerdas Tanpa Batas”, “Saldo dan Bidadari Surga”, “Lebah Cerdas on the Road, “Hati tak Bersudut”, “Blogger Ngomong Politik”, dan “Tapak Tilas Barack Obama”.

Tapi siapa sangka jika untuk menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Ampuh Cerdas Tanpa Batas” ia harus menunggu sekitar satu setengah tahun. Setelah melalui proses pemanggilan beberapa kali, termasuk harus mengisi rangkaian kuisoner yang diberikan penerbit, barulah buku pertamanya terbit. Siapa sangka pula jika naskah buku “Lebah Cerdas on the Road” ditolak pemilik penerbitan justru dimana ia sendiri bekerja sebagai kepala bagian di perusahaan tersebut. Ironisnya naskah buku tersebut malah diterima oleh penerbit lain dan langsung dicetak.

Sementara itu Donny Budi Utoyo (Donny BU) yang dikenal sebagai motor penggerak Internet Sehat dan pendiri ICT Watch menyampaikan pengalamannya dalam memulai gerakan Internet Sehat di Indonesia. Berbeda dengan paparan Donny BU dalam berbagai pertemuan blogger atau pengguna internet yang lebih banyak menjelaskan tentang penggunaan internet secara panjang lebar, maka di acara ini secara eksklusif (jiaah ngikut gaya tivi merah) Donny BU bercerita tentang dunia penulisan yang pada akhirnya membuat dirinya “nekad” keluar dari detik.com dan memilih mandiri dengan kegiatan internet sehatnya.

Semua paparan di atas disampaikan Baban dan Donny BU dalam acara kopi darat blogger Bekasi (BeBlog) di Bekasi Cyber Park tanggal 26 Desember 2010. Acara yang digelar dengan didahului makan siang ini (BeBlog menyiapkan voucher makan senilai Rp. 20 ribu) memang bukan sekedar kumpul-kumpul dan MEOK (makan enak omong kosong) tapi juga sekaligus syukuran keberhasilan BeBlog menjadi yang terbaik dalam Pesta Blogger 2010 kategori komunitas berbasis wilayah dan sharing penulisan guna memotivasi blogger untuk lebih rajin menulis.

Dengan gaya paparan yang khas orang Bogor, Baban menjelaskan proses kreatifnya dalam menulis dan membagi tips menembus penerbit. Menurut Baban, menulis jangan diartikan hanya sebagai kegiatan untuk membuat buku atau blog tetapi juga mencakup beragam kegiatan lainnya misalnya membuat script untuk film atau pertanyaan-pertanyaan dalam sebua kuis (kebetulan ia pernah membantu membuat soal-soal dalam acara yang dibuat Helmi Yahya).

Ditambahkan oleh Baban bahwa penyakit seorang penulis adalah “Susah untuk memulai, tetapi ketika sudah memulai, susah untuk berhenti”. Karena itu agar bisa segera menulis maka“tulis apa yang dipikirkan, jangan pikir apa yang akan dituliskan”. Gunakan semua alat bantu penulisan seperti alat rekam atau kamera untuk melengkapi tulisan dan membantu daya ingat. Segeralah menulis selagi sempat dan jangan menunda-nundanya karena bisa jadi apa yang kita lihat dan rasakan akan hilang begitu saja. Hal ini pulalah yang ia lakukan ketika berkunjung ke Amerika Serikat (AS) sebagai pemenang “the Golden Ticket”. Setiap usai melakukan kunjungan diusahakan untuk menuliskannya di blog pada hari itu juga. Dengan rajin mencatat apa yang dilihat dan menuangkan dalam tulisan di blog, maka apa yang dituliskan tersebut dapat berfungsi sebagai data yang jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat digunakan dan tinggal memolesnya.

Menurut Baban, untuk bisa menulis dengan baik setidaknya ada lima langkah yang bisa dilakukan yaitu T.U.L.I.S (Temukan ide, Ukir Idenya, Libatkan otak kiri dan kanan, Ilmu dan teknik penulisan dikuasai, dan Sesuaikan tulisan dengan pembaca). Denganberlatih terus menerus, proses TULIS akan bisa berjalan dengan sendirinya dan mengalir lancar ibarat air yang memancar dari mata air.

Terkait dengan tips menembus penerbit, Baban menyarankan agar seorang penulis bersikap percaya diri ketika membawa naskahnya ke penerbit. Penulis datang ke penerbit bukan untuk meminta-minta tetapi justru akan memberikan pekerjaan dan pendapatan bagi penerbit. Namun demikian penulis tidak boleh sombong seolah-olah tulisannya paling bagus dan benar.

Ditambahkan oleh Baban bahwa saat ini banyak penerbit yang mencari penulis, sebaliknya banyak penulis yang kesulitan mendapatkan penerbit. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah mengetuk pintu penerbit dan tidak sungkan-sungkan untuk banyak bertanya. Persiapkan hal-hal teknis yang diperlukan saat membawa naskah ke penerbit. Cari penerbit yang sesuai dengan isi buku yang ingin diterbitan, karena setiap penerbitan memiliki kekhasan masing-masing. Carilah penerbit besar dan kredibel karena jika ditolak biasanya akan memperoleh penjelasan tentang alasan penolakan. Alasan penolakan tersebut bisa dijadikan masukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada naskah yang ditulis. Secara guyon Baban menambahkakan bahwa kalau ditolak penerbit besar rasanya tidak terlalu malu karena banyak saingannya :-) .

Sementara itu Donny BU menjelaskan bahwa semua kegiatan yang dilakukannya saat ini di Internet Sehat dan ICT Watch pada dasarnya berawal dari menulis. Donny BU mengisahkan bahwa sebagai seorang wartawan di detik.com, ia memang selalu dituntut untuk membuat tulisan, baik reportase maupun opini. Seiring perjalanan waktu, muncul minatnya untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan perkembangan internet di Indonesia seperti berapa jumlah pengguna internet, tujuan penggunaan internet hingga apa yang dicari di internet. Data-data yang dikumpulkannya ini secara berkala ditampilkan di web atau blog agar bisa dibaca banyak orang. Semakin banyak data yang diunggah semakin banyak kemungkinan dibaca banyak orang.

Secara perlahan apa yang dilakukannya ternyata menjadi modal yang dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan yang menghasilkan. Terlebih di Indonesia baru beberapa gelintir orang saja yang melakukan kegiatan pengumpulan data tentang pemanfaatan internet di Indonesia. Dengan modal seperti itu dilengkapi pengalaman, networking dan keyakinan yang dimiliki, Donny pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari detik.com. Padahal di media online tersebut ia sudah menduduki posisi mapan dengan gaji yang memadai serta tawaran kendaraan roda empat jika bertahan dua tahun lagi.

Tidak banyak orang yang percaya, termasuk teman-temannya di detik.com. ketika ia memilih mundur dan berniat berdikari di dunia ICT. Keputusan yang tentu tidak mudah karena ia harus siap meloncat dari zona nyaman yang dirasakannya selama 15 tahun terakhir, ke zona lain yang belum tentu memberikan kenyamanan seperti yang telah didapatkan selama ini.

Setelah melewati masa-masa sulit selama beberapa waktu, apa yang dilakukan Donny BU kini telah membuahkan hasil. Berawal dari pesanan seorang client asal Singapura, kini Internet Sehat dan ICT Watch telah mampu melakukan banyak kegiatan dengan dukungan dari berbagai sponsor dan mampu mengirimkan stafnya ke berbagai tempat untuk mensosialisasikan kegiatan internet sehat. Agar lebih luas lagi jangkauan dari apa yang ia kerjakan, Donny dan tim Internet Sehat tengah menyiapkan modul, buku dan video yang menjelaskan perkembangan internet di Indonesia. Semua modul, buku dan video tersebut nantinya akan diunggah di internet agar banyak orang yang bisa mengaksesnya. Agar apa yang dilakukan bisa go internasional, ia pun menterjemahkan semua modul dan video tersebut ke dalam bahasa Inggris (dengan membayar tenaga penterjemah) .

Dari apa yang dipaparkan oleh dua blogger dalam bincang-bincang santai kopdaran BeBlog, terlihat adanya kesamaan kata kunci untuk maju yaitu menulis. Lewat menulis keduanya berhasil menembus sekat-sekat pembatas menuju dunia yang lebih luas. Dengan menulis, Baban Sarbana yang besar di Bogor bisa berjalan-jalan ke AS tanpa mengeluarkan biaya. Lewat menulis pula, Baban dapat melepaskan belengu dirinya setelah sempat drop out dari IPB karena sakit. Kekecewaan Baban karena drop out kuliah berhasil dilampiaskan lewat kegiatan menulis.

Sedangkan Donny BU berhasil melepaskan diri dari zona nyaman yang selama ini dirasakannya untuk loncat ke zona lain yang diharapkan lebih baik dan dengan pribadi yang lebih mandiri. Dengan menulis, ia pun bisa berbagi ke banyak orang tentang penggunaan internet dan perlunya bernternet secara sehat.

Berkaca pada keberhasilan Baban dan Donny BU, ada beberapa hal yang bisa ditarik sebagai pembelajaran antara lain menulis itu adalah suatu kegiatan yang sangat positif, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain yang membacanya. Ketekunan dalam menulis, selain membuat kita mahir dalam menulis juga bisa mendorong peningkatan kapasitas pribadi untuk lebih percaya diri dalam melakukan suatu tindakan. Dan yang juga tidak kalah penting, dengan menulis kita bisa berbagi dan beramal kepada banyak orang. Insya Allah apa yang dilakukan tersebut akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah S.W.T.

Jadi tunggu apa lagi, segera tuliskan apa yang dipikirkan, jangan pikir apa yang akan dituliskan. Kalau sudah jadi, jangan lupa posting di bloggerbekasi.com

Terima kasih untuk Baban Sarbana dan Donny Budi Utoyo atas sharingnya yang sangat bernilai. Semoga bisa tetap berbagi untuk acara-acara berikutnya.

1 comment:

Victoria Mc Mahon said...

Blog dan artikelnya bagus, komentar juga ya di web blog saya www.when-who-what.com