Kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu di Lembang, Bandung dikenal sebagai kawasan wisata yang menyajikan keindahan alam pegunungan dan kawah yang masih aktif seperti Kawah Ratu, Upas dan Domas. Dari puncak Gunung Tangkuban Perahu di ketinggian 1860 meter, kita bisa melihat Kawah Ratu yang masih aktif seperti sebuah mangkuk raksasa dengan lekukan-lekukan tanah pada dindingnya. Suatu pemadangan alam yang luar biasa indahnya dan sekaligus memperlihatkan kebesaran Allah SWT.
Memanfaatkan libur Paskah (3 April 2010), kami sekeluarga pun mengunjungi tempat wisata Tangkuban Perahu tersebut. Kami menempuh perjalanan ke arah Lembang yang berjarak sekitar 30 KM dari Kota Bandung. Setibanya di tempat tujuan, awalnya kami akan masuk dari pintu 2, tapi oleh petugas diarahkan ke pintu 1 (sekitar 1 KM dari pintu 2) karena jalan dari pintu 2 rusak berat dan sulit dilalui kendaraan. Di pintu masuk pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 13.000,- per orang, parkir kendaraan roda empat sebesar Rp. 1.500,- (untuk bis dikenakan tarif sebesar Rp. 8.500,-). Khusus untuk kendaraan roda 4 dan sepeda motor bisa langsung diparkir hingga bibir Kawah Ratu. Sementara untuk bis disiapkan tempat parkir di bagian bawah.
Di puncak Kawah Ratu ini, para pengunjung bisa berfoto ria dengan menampilkan pemandangan alam puncak Gunung Tangkuban Perahu sebagai latar belakang. Selain wisatawan domestik, banyak pula wisatawan mancara negara seperti dari Eropa, Jepang, China dan Malaysia yang mengabadikan keindahan alam di kawasan ini. Lelah berjalan dan menikmati pemandangan, wisatawan dapat menikmati beragam penganan seperti jagung dan uli bakar, pisang dan tahu goreng, bakso atau mie rebus siap saji. Selain itu wisatawan juga bisa membeli cinderamata seperti kaos, selendang, topi, gelang, cincin, batu alam, tanaman bonsai hingga angklung dan senjata khas Jawa Barat.
Seperti telah sedikit disinggu di atas, selain Kawah Ratu, ada juga kawah aktif lain di kawasan Tangkuban Perahu yaitu Kawah Domas. Untuk mencapai Kawah Domas, kita bisa turun langsung dari Kawah Ratu menyusuri jalan setapak sepanjang 1,2 KM. Bagi yang tidak terbiasa dengan wisata alam, menuruni jalan setapak ini bisa cukup melelahkan. Hutannya yang masih hijau dan rimbun menjadikan perjalanan menuju Kawah Domas cukup mengasyikan. Jika anda tidak cukup kuat menyusuri langsung jalan setapak dari Kawah Ratu, anda bisa mengambil jalan pintas dari arah lain yang terletak di bagian tengah gunung. Dari sini perjalan ke Kawah Domas memang lebih mudah dan hanya perlu waktu sekitar 30 menit berjalan kaki.
Berbeda dengan Kawah Ratu yang hanya dapat dinikmati keindahannya dari puncak gunung, maka Kawah Domas dapat didatangi secara langsung. Di kawah yang masih aktif ini wisatawan dapat merasakan langsung bau belerang dan menikmati kehangatan air kawah yang meletup-letup. Semburan air panasnya yang berkisar antara 94-98 derajat Celcius bisa menjadi sensasi dan pengalaman baru. Kita dapat relaks dengan merendamkan kaki di kehangatan air kawah. Dengan memanfaatkan jasa tukang pijat, kita juga bisa merasakan nikmatnya pijatan menggunakan lumpur kawah.
Yang tidak kalah mengasyikan, kita juga dapat merebus telor selama sekitar 10 menit. Telor bisa didapatkan dari pedagang yang terdapat di lokasi ini. Harganya Rp 2.500,- per butir. Telor yang direbus selama 10 menit ini dijamin matang dan dapat disantap ditempat (sambil merendamkan kaki di kehangatan air kawah). Tidak ada perubahan rasa dari telor yang disantap, rasanya sama seperti kita merebus telor menggunakan air panas biasa. Anda ingin mencoba? Silahkan luangkan waktu libur anda ke kawasan Gunung Tangkuban Perahu dan mampir lah di Kawah Domas.
5 comments:
hm.. pak ketua seperti bisa menjabat sebagai duta wisata be blog :D.
Terima kasih untuk share pengalaman menariknya, boss.
wah harus kesana juga nih
makasih mas
semoga terkabul doa ini
amin
Ke Tangkubanperahu saya sering Mas, dulu! Bahkan mengelilingi Kawah Ratu pernah beberapa kali, seru dan menegangkan.
Tapi sekalipun belum pernah ke Kawah Domas. Harus menyempatkan nih!
Bawa dari rumah telor 1 kg, he.he.he...
Gak ada matinya nih, enggak blognya, enggak jalan-jalannya.
Saya cuman pernah sekali malah, ke Ciater doang. Payah bener nih mosok belon pernah ke Kawah Domas *toyor diri sendiri*
Post a Comment