7.5.08

Cara kreatif menghemat listrik

Mau menghemat biaya pemakaian listrik? ikutilah cara Pemkab Bantul disini.

Photobucket

Untuk menghemat listrik Pemkab Bantul berencana mengganti komputer desktop di instansinya dengan laptop. Menurut Sekda Pemkab Bantul, Gendut Sudarta, penggunaan komputer desktop membuat rekening Pemkab terus membengkak. Masih menurut Pak Sekda "banyak yang menyalakan komputer untuk hal-hal yang tidak perlu seperti main game. Kalaupun tidak, komputer dibiarkan terus menyala padahal tidak digunakan. Inilah yang membuat boros listrik".

Lho kalau begitu yang membuat boros listrik itu yang mana? Penggunaan komputer desktop atau perilaku staf Pemkab dalam memanfaatkan komputer?

Kalau memang niatnya untuk menghemat listrik, mestinya kan enggak perlu repot-repot menganggarkan penggantian komputer. Berapa coba anggaran yang dibutuhkan untuk membeli laptop untuk keperluan seluruh instansi dinas di Bantul. Kalau saja yang dibutuhkan adalah 100 buah laptop dan sebuah laptop rata-rata seharga 15 jutaan, maka anggaran yang dibutuhkan setidaknya akan berjumlah 1,5 milyar rupiah, belum lagi biaya perawatannya dan mark up.

Padahal penggunaan laptop juga tidak menjamin berkurangnya penggunaan listrik. Jika laptop yang dibeli menggunakan prosesor-prosesor jenis terbaru dengan kecepatan yang tinggi, tentunya daya listrik yang dibutuhkan juga besar. Ditambah lagi jika perilaku pengguna komputer di Pemkab tidak berubah.

Kalau selama ini himbauan penghematan listrik tidak memperlihatkan hasil, mestinya sih bukan komputer desktopnya yang diganti, tapi perilaku penggunanya yang perlu diingatkan kembali. Selain itu dicek penggunaan alat-alat listrik lainnya yang tidak perlu, seperti lampu di ruang kerja atau rapat. Atau bisa juga dilakukan dengan memberikan janji, kalau biaya listrik turun, sisa anggaran bisa untuk tambahan THR pegawai Pemkab. Walau usulan yang terakhir mungkin agak sulit bagi suatu instansi pemerintah untuk menggeser-geser penggunaan anggaran. Mungkin agar tidak dikejar KPK, mesti ada klausul khusus ketika pembicaraan persetujuan anggaran dengan DPRD.

Maka kalau cuma sekedar ganti desktop ke laptop, yang namanya penghematan tidak akan kentara. Makanya juga, biar terasa penghematannya, bagaimana kalau komputer desktop diganti mesin ketik manual saja seperti jaman dulu? Jelas hemat listrik, paling-paling cuma keluar duit buat beli pita mesin tik.


Bonus:

Paman Tyo: Hemat energi kalau bayar sendiri

6 comments:

escoret said...

tapi,bener kok..lebih hemat klo pke lektop...hehehe


*pengalaman*

Anonymous said...

#mas Pepeng: technically memang bener sich lektop lebih hemat dibanding desktop. Tapi kalau penggunaan boros juga, ya sami mawon?

Anonymous said...

ganti monitor lcd, tapi juga jangan lupa setel save energi di desktop-nya :)

Anonymous said...

ganti ke mesin tik manual??? hehehe seru tuh mas... di kantor pasti rame bangettt bunyi tik tok tik tok tokk tokkkk..... beradu sama suara diskusi n perdebatan seru soal naskah yang harus masuk headline... hehehe.......

Anonymous said...

@Paman Tyo: Iya, sebenarnya kan banyak cara utk menghemat energi, bukan dengan sedikit2 ganti perangkat.

@Mbak Susan: seru banget, apalagi kalau sampai salah ketik, bisa-bisa tik maning-tik maning sampai jari pegel hahahaha

Anonymous said...

Kayak ada udang dibalik sarung tuh bung :), akal2-an biar bisa blanja. Tapi saya salut dengan langkah2 penghematannya Sri Mulyani. Itu ibu memang boleh diacungi jempol, termasuk ketika menaikkan gaji orang2 depkeu.
Soal mesin tik manual itu boleh juga he...he..., biar pada gak tidur di kantor dibrisikin cethak cethek mesin tik.... :D