7.1.07

Teh

Seperti biasanya, tugas rutin akhir pekan saya adalah menemani istri berbelanja untuk keperluan seminggu. Seperti biasanya pula, kesempatan tersebut dipergunakan untuk melihat-lihat berbagai macam produk yang dipajang di rak-rak besar yang berjejer rapih, sesuai dengan jenis produknya. Akhirnya pada suatu lorong yang memuat berbagai produk minuman, saya menjumpai satu rak khusus yang menjual berbagai macam teh. Sebagai salah seorang menggemari minuman teh, saya terkesan melihat begitu beragamnya pilihan teh yang berderet di rak. Meski bahan dasarnya sama, yaitu teh, kita bisa memilih green tea, golden tea, pearl tea, lemon tea, mango tea, alps tea, mint tea, Morocco tea, Tahiti tea, Chinese tea, Japanese tea, dan beragam nama lainnya yang akan menjadi sangat panjang jika disebutkan satu per satu.

Teh-teh tersebut dikemas dengan sangat rapih dan menarik tersebut, serta disiapkan sebagai teh instant yang dapat langsung diseduh tanpa harus melalui proses pembuatan yang rumit. Kita cukup menyediakan secangkir air panas dan mencelupkan teh yang terdapat dalam sachet, tambahkan gula jika ingin menikmati teh manis, lalu aduk-aduk. Setelah itu, teh siap disajikan, atau jika untuk diminum sendiri, kita dapat langsung menyeruputnya dari cangkir saat masih hangat.

Banyaknya variasi teh dan kemudahan yang ditawarkan dalam penyajiannya, menjadikan teh sebagai suatu jenis minuman yang tetap digemari. Bahkan bagi para penggemarnya, teh telah menjadi semacam minuman yang harus selalu ada. Sarapan pagi akan serasa lebih nikmat jika dibarengi dengan menyeruput secangkir teh hangat. Nikmat sekali rasanya dan perut langsung terasa hangat.

Kini, kebiasaan minum teh tidak lagi sekedar dilakukan di rumah, tetapi telah memasuki wilayah yang lebih luas yaitu perkantoran. Di Indonesia, saya sering menjumpai kantor-kantor yang menyediakan minuman teh bagi para stafnya. Di tempat saya saja, selain air putih, disediakan pula teh hangat siap saji didalam termos besar yang diperuntukkan bagi para staf yang sewaktu-waktu ingin minum teh. Selain para staf, tamu-tamu kantor pun pasti akan ditawari minuman teh atau kopi.

Rekan saya yang bekerja di perusahaan asing, bilang bahwa saya beruntung karena memiliki pilihan untuk minum teh atau kopi di kantor setiap harinya secara gratis. Menurutnya, ditempatnya bekerja, jika ia ingin minum teh atau kopi harus membayar, dengan memasukkan sejumlah mata uang logam kedalam mesin yang disediakan. Kalau tidak ingin membayar setiap kali hendak minum teh, maka ia harus membawa teh instan sendiri dari rumah. Rekan saya tersebut juga menambahkan mengenai alasan kantornya yang tidak menyediakan fasilitas tersebut, karena pengadaannya memang tidak dimasukkan dalam anggaran.

Cerita rekan saya tersebut ada benarnya, karena setiap kali menghadiri pertemuan di kantor tempat mitra saya bekerja, tidak ada minuman teh atau kopi yang ditawarkan. Paling top yang ditawarkan adalah air putih, itupun dituangkan kedalam gelas plastik. Saya tidak yakin kalau kantor tempat mitra saya bekerja tersebut tidak memiliki anggaran. Anggarannya ada, hanya saja mungkin telah disatukan dalam bentuk gaji yang diterima masing-masing staf. Hal itu yang mungkin lupa disebutkan rekan saya mengenai alasan tidak disediakannya minuman teh atau kopi dikantornya.

1 comment:

Teh Kesehatan said...

Menarik juga,pak...kebiasaan minum teh memang bermanaat.
Salam kenal