Bertempat di Hotel Inna Simpang, Surabaya, pada tanggal 22 Mei 2010 telah diselenggarakan Seminar dan Sosialiasi Implementasi Piagam ASEAN dan Pembentukan Komunitas ASEAN 2015. Kegiatan ini merupakan inisiatif Direktorat Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Ditjen KSA Kemlu) RI dan bekerjasama dengan Komunitas Blogger Surabaya (Tugu Pahlawan.com). Dari Kemlu bertindak sebagai pembicara adalah Duta Besar Hazairin Pohan, sementara dari blogger adalah dr. Raden Ajeng Purwaningsih (Ajengkol) dan Abdul Ghofur (Gempur). Hadir sebagai peserta adalah para blogger dari Surabaya, Bangkalan, Mojokerto, Malang, dan Gresik.
Dipilihnya ASEAN sebagai tema seminar tidak terlepas dari perkembangan kerjasama ASEAN, khususnya pasca penandatanganan Piagam ASEAN oleh seluruh negara anggota ASEAN pada tanggal 15 Desember2010 2008. Dengan disepakatinya Piagam ASEAN, ASEAN menjadi suatu organisasi kawasan yang sama sekali baru, dengan aturan hukum yang jelas dan memiliki legal personality. Dilengkapi moto one vision, one identity, one community, ASEAN terus melangkah menuju terbentuknya suatu Komunitas ASEAN 2015.
Pembukaan Piagam ASEAN secara tegas menyebutkan komitmen masyarakat (We, the Peoples) negara anggota ASEAN untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN yang didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial budaya.
Komitmen tersebut sekaligus mempertegas kembali Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II) yang dihasilkan saat KTT ASEAN ke-9 di Bali, Oktober 2003, saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN.
Melalui tiga pilar kerja sama yang disebutkan dalam Bali Concord II dan ditegaskan kembali dalam Pembukaan Piagam ASEAN, komunitas ASEAN 2015 akan terdiri dari tiga komunitas, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio Cultural Community/ASCC).
Untuk mewujudkan suatu Komunitas ASEAN 2015 tersebut, banyak hal yang perlu dilakukan secara intensif guna mengintegrasikan ASEAN, terutama pada masa awal pengimplementasian Piagam ASEAN yang terkait dengan rules and regulations yang masih harus dirumuskan bersama.
Keberhasilan negara-negara ASEAN menyepakati suatu Piagam ASEAN memperlihatkan pencapaian ASEAN dalam menumbuhkan rasa persahabatan dan mulai mengembangkan suatu rasa kekitaan. Namun demikian, pada saat yang bersamaan pencapaian tersebut juga diikuti dengan tantangan-tantangan yang diakibatkan perubahan lingkungan global dan dinamika internal ASEAN.
Dalam konteks itulah serta sekaligus dalam rangka untuk memajukan dan memanfaatkan ASEAN sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa-bangsa Asia Tenggara – khususnya bangsa Indonesia – dipandang perlu untuk meneruskan perkembangan ASEAN bagi rakyat dari seluruh negara anggota agar mereka tidak hanya terlibat di dalam ‘ASEAN decision-making process’, tetapi juga menarik dan merasakan manfaat dari pengimplementasian piagam dimaksud di masa-masa mendatang.
Selama ini, terdapat persepsi di sementara kalangan masyarakat bahwa ASEAN adalah organisasi yang cenderung bersifat eksklusif dan berorientasi elitis. Untuk itu, memang terdapat kebutuhan mendesak untuk mengambil langkah-langkah yang terukur dan terencana agar persepsi tersebut tidak ‘persist’, karena memang pada akhirnya masyarakatlah yang akan memperoleh manfaat dari program-program kerjasama ASEAN sekarang dan di masa yang akan datang.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan ASEAN Awareness, blogger memiliki peran penting, baik sebagai personal maupun sebagai anggota komunitas dalam memanfaatkan media blog untuk menyebarluaskan informasi yang efektif tentang berbagai hal yang terkait dengan perkembangan ASEAN. Kemampuan menyampaikan informasi secara referal, global dan aktual menjadi keunggulan utama blog sebagai “new media”.
Setiap kabar dan informasi yang disampaikan melalui blog akan menjadi referensi berharga, tidak hanya terbatas pada pembaca blog bersangkutan tapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Sajian berita dan informasi yang diberikan dapat menjadi rujukan berarti bagi rencana aksi selanjutnya. Dengan mewartakan berbagai hal yang terjadi di sekitar kita, penulisan di blog dan jejaring sosial media lainnya menjadikan blog dan sosial media sebagai “suara baru” dengan spirit egaliter didalamnya yang memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam kaitan ini lah, dapat dipahami jika Ditjen KSA Kemlu RI berinisiatif menggandeng Komunitas Blogger untuk turut serta menyebarluaskan perkembangan ASEAN dan mendorong upaya untuk meningkatkan komitmen masyarakat di Indonesia dan negara-negara ASEAN guna membantu mensosialisasikan pembentukan Komunitas ASEAN yang didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial budaya. Upaya ini pada hakekatnya sejalan dengan bunyi Pembukaan Piagam ASEAN yang secara tegas menyebutkan tentang komitmen masyarakat (We, the Peoples) dalam membentuk Komunitas ASEAN.
Menanggapi inisiatif Kemlu, para blogger di Surbaya dan sekitarnya menyambut baik inisiatif tersebut dan berpandangan bahwa dikaitkan dengan pembentukan Komunitas ASEAN 2015, blogger dapat berperan lewat pilar sosial-budaya, khususnya menyangkut Promoting of ASEAN awareness and sense of community. Dalam kaitan ini blogger dapat berfungsi sebagai pembentuk opini publik dan penggerak massa dalam menyikapi permasalahan intra-kawasan. Blogger memiliki peran strategis dan dapat bertindak sebagai “ambassador-ambassador” di dunia maya.
Dari pelaksanaan seminar dan sosialisasi,sendiri tampak bahwa perhatian blogger terhadap perkembangan ASEAN cukup tinggi. Karenanya inisiatif Kemlu, dalam hal ini Ditjen KSA Kemlu perlu dilaksanakan secara berkesinambungan ke berbagai komunitas blogger lainnya di berbagai daerah. Selain itu perlu dipikirkan perlunya pembentukan Komunitas Blogger se-ASEAN, dimana Kemlu dapat bertindak sebagai fasilitator.
Dipilihnya ASEAN sebagai tema seminar tidak terlepas dari perkembangan kerjasama ASEAN, khususnya pasca penandatanganan Piagam ASEAN oleh seluruh negara anggota ASEAN pada tanggal 15 Desember
Pembukaan Piagam ASEAN secara tegas menyebutkan komitmen masyarakat (We, the Peoples) negara anggota ASEAN untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN yang didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial budaya.
Komitmen tersebut sekaligus mempertegas kembali Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II) yang dihasilkan saat KTT ASEAN ke-9 di Bali, Oktober 2003, saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN.
Melalui tiga pilar kerja sama yang disebutkan dalam Bali Concord II dan ditegaskan kembali dalam Pembukaan Piagam ASEAN, komunitas ASEAN 2015 akan terdiri dari tiga komunitas, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio Cultural Community/ASCC).
Untuk mewujudkan suatu Komunitas ASEAN 2015 tersebut, banyak hal yang perlu dilakukan secara intensif guna mengintegrasikan ASEAN, terutama pada masa awal pengimplementasian Piagam ASEAN yang terkait dengan rules and regulations yang masih harus dirumuskan bersama.
Keberhasilan negara-negara ASEAN menyepakati suatu Piagam ASEAN memperlihatkan pencapaian ASEAN dalam menumbuhkan rasa persahabatan dan mulai mengembangkan suatu rasa kekitaan. Namun demikian, pada saat yang bersamaan pencapaian tersebut juga diikuti dengan tantangan-tantangan yang diakibatkan perubahan lingkungan global dan dinamika internal ASEAN.
Dalam konteks itulah serta sekaligus dalam rangka untuk memajukan dan memanfaatkan ASEAN sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa-bangsa Asia Tenggara – khususnya bangsa Indonesia – dipandang perlu untuk meneruskan perkembangan ASEAN bagi rakyat dari seluruh negara anggota agar mereka tidak hanya terlibat di dalam ‘ASEAN decision-making process’, tetapi juga menarik dan merasakan manfaat dari pengimplementasian piagam dimaksud di masa-masa mendatang.
Selama ini, terdapat persepsi di sementara kalangan masyarakat bahwa ASEAN adalah organisasi yang cenderung bersifat eksklusif dan berorientasi elitis. Untuk itu, memang terdapat kebutuhan mendesak untuk mengambil langkah-langkah yang terukur dan terencana agar persepsi tersebut tidak ‘persist’, karena memang pada akhirnya masyarakatlah yang akan memperoleh manfaat dari program-program kerjasama ASEAN sekarang dan di masa yang akan datang.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan ASEAN Awareness, blogger memiliki peran penting, baik sebagai personal maupun sebagai anggota komunitas dalam memanfaatkan media blog untuk menyebarluaskan informasi yang efektif tentang berbagai hal yang terkait dengan perkembangan ASEAN. Kemampuan menyampaikan informasi secara referal, global dan aktual menjadi keunggulan utama blog sebagai “new media”.
Setiap kabar dan informasi yang disampaikan melalui blog akan menjadi referensi berharga, tidak hanya terbatas pada pembaca blog bersangkutan tapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Sajian berita dan informasi yang diberikan dapat menjadi rujukan berarti bagi rencana aksi selanjutnya. Dengan mewartakan berbagai hal yang terjadi di sekitar kita, penulisan di blog dan jejaring sosial media lainnya menjadikan blog dan sosial media sebagai “suara baru” dengan spirit egaliter didalamnya yang memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam kaitan ini lah, dapat dipahami jika Ditjen KSA Kemlu RI berinisiatif menggandeng Komunitas Blogger untuk turut serta menyebarluaskan perkembangan ASEAN dan mendorong upaya untuk meningkatkan komitmen masyarakat di Indonesia dan negara-negara ASEAN guna membantu mensosialisasikan pembentukan Komunitas ASEAN yang didasarkan pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial budaya. Upaya ini pada hakekatnya sejalan dengan bunyi Pembukaan Piagam ASEAN yang secara tegas menyebutkan tentang komitmen masyarakat (We, the Peoples) dalam membentuk Komunitas ASEAN.
Menanggapi inisiatif Kemlu, para blogger di Surbaya dan sekitarnya menyambut baik inisiatif tersebut dan berpandangan bahwa dikaitkan dengan pembentukan Komunitas ASEAN 2015, blogger dapat berperan lewat pilar sosial-budaya, khususnya menyangkut Promoting of ASEAN awareness and sense of community. Dalam kaitan ini blogger dapat berfungsi sebagai pembentuk opini publik dan penggerak massa dalam menyikapi permasalahan intra-kawasan. Blogger memiliki peran strategis dan dapat bertindak sebagai “ambassador-ambassador” di dunia maya.
Dari pelaksanaan seminar dan sosialisasi,sendiri tampak bahwa perhatian blogger terhadap perkembangan ASEAN cukup tinggi. Karenanya inisiatif Kemlu, dalam hal ini Ditjen KSA Kemlu perlu dilaksanakan secara berkesinambungan ke berbagai komunitas blogger lainnya di berbagai daerah. Selain itu perlu dipikirkan perlunya pembentukan Komunitas Blogger se-ASEAN, dimana Kemlu dapat bertindak sebagai fasilitator.
8 comments:
terus terang saya rada berkerut kening memikirkan hubungan antara ASEAN dgn blogger. tapi mungkin saya aja yang butuh pencerahan lebih banyak.
artikel ini menyebutkan adanya minat yg tinggi; boleh diterangkan lebih rinci lagi gak ya? termasuk apakah ada follow up nyata dari acara ini. thanks
@Indobrad, seperti disinggung sedikit di atas, blogger memiliki peran penting, baik sebagai personal maupun sebagai anggota komunitas dalam memanfaatkan media blog untuk menyebarluaskan informasi yang efektif tentang berbagai hal yang terkait dengan perkembangan ASEAN. Kemampuan menyampaikan informasi secara referal, global dan aktual menjadi keunggulan utama blog sebagai “new media”.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan semacam ini adalah perlunya pertemuan2 yg lebih intens untuk tukar menukar informasi mengenai ASEAN, khususnya mengenai isu2 yg menjadi kepentingan masyarakat Indonesia. Dalam konteks ASEAN, sedang dipikirkan pertemuan antar blogger ASEAN sbg bagian dari Confidence Building Measures, upaya membangun saling percaya di antara sesama masyarakat anggota ASEAN.
Saya kira itu jawaban singkat saya mas Bradley, semoga tidak puas ya ...
ikut nimbrung, pak! kayaknya memang kudu ada follow up seperti membuka kran komunikasi antarblogger asean meski tidak harus dalam bentuk satu web khusus tempat berkumpulnya blogger asean.
satu hal lagi, mungkin jejaring sosial juga bisa jadi alternatif membuka kran tersebut.
Sedikit koreksi, "...pasca penandatanganan Piagam ASEAN oleh seluruh negara anggota ASEAN pada tanggal 15 Desember 2010." seharusnya tahun 2008 *kalau saya tidak salah.
Minat tinggi yang ditanyakan indobrad, kalau boleh saya tanggapi.. sepertinya konteksnya baru dari respon peserta dalam seminar saja: "Dari pelaksanaan seminar dan sosialisasi,sendiri tampak bahwa perhatian blogger terhadap perkembangan ASEAN cukup tinggi."
Menurut saya perlu diperbanyak lagi kegiatan yang bersifat informatif dan memancing respon, mungkin dari inisiatif Kemlu, untuk memasyarakatkan tentang Piagam ASEAN dan Komunitas Asean 2015 yang ingin dituju. Blogger memang merupakan new media yang potensial, juga microblog seperti twitter dan lain sebagainya. Tapi butuh motor penggerak yang dapat memicu gerakan para blogger dan penggiat media lainnya.
Just my two cents.
@gempur, sependapat ttg perlunya tindaklanjut utk membuka kran komunikasi antar blogger asean. Tapi sebelum sampai kesana sepertinya salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan pemahaman blogger dari setiap negara anggota asean sendiri tentang asean. Utk itu kegiatan ini diharapkan, dari sisi indonesia, dapat mulai membuka perspektif blogger ttg asean dan perlunya komunikasi dgn anggota masyarakat asean lewat people to people contact
@Natalie, tks koreksinya ttg tanggal disepakatinya piagam asean, sudah diperbaiki.
Mengenai minat, benar saya baru menyimpulkan berdasarkan respon peserta seminar saat itu. Belum mewakili respon blogger secara lebih luas.
Terus terang inisiatif kemlu utk melibatkan blogger bicara ttg asean di surabaya merupakan yang pertama kali. ke depan diharapkan akan ada serangkaian kegiatan informatif yang melibatkan lebih banyak blogger di berbagai daerah. Mudah2an melalui serangkaian kegiatan ini bisa memunculkan respon yang lebih luas di masyarakat. untuk itu tampaknya kemlu tidak harus berjalan sendiri, melainkan perlu dukungan semua pihak, termasuk blogger.
terima kasih ya mbak tanggapannya.
semoga dapat berjalan dengan lancar deh,
cukup bagus dalam membangun civil society dalam scope ASEAn. ASEAN Community harusnya tak sekedar dibanggakan saja, juga perlu dikritik habis. Terutama soal upaya membangun pasar bersama ASEAN.
Kontradiksi2 didalamnya perlu juga untuk dikomentari. Mengapa? Pasar bersama pada hakekatnya hanya akan menguntungkan mereka yg kuat, dan si lemah jadi kelompok marjinal.
^^
Post a Comment