Banyak kegiatan dilakukan anggota masyarakat di taman-taman yang disediakan untuk publik, mulai dari sekedar duduk-duduk menghirup udara segar hingga kegiatan olah raga. Di akhir pekan atau saat musim panas, jumlah anggota masyarakat yang berkumpul di taman akan semakin banyak, terutama untuk berjemur. Satu hal yang menarik adalah, meski banyak anggota masyarakat yang berkumpul di taman, tidak ada pedagang kaki lima yang mangkal apalagi berseliweran. Sehingga mereka yang yang sedang santai di taman tidak akan terganggu.
Dari sekian banyak taman di kota Brussel, salah satu taman yang sering saya kunjungi adalah Parc Cinquantenaire atau Jubelpark. Taman ini letaknya persis di pusat kota dan tidak jauh dari jantung kegiatan Uni Eropa. Di taman ini, selain hamparan rumput hijau dan pohon penyejuk yang tertata rapih, terdapat sebuah monumen yang pertama kali dibangun pada tahun 19880 guna memperingati 50 tahun kemerdekaan Belgia. Pada puncak monumen terdapat patung perunggu seorang satria yang menaiki kereta yang ditarik 4 ekor kuda, sedang mengibarkan bendera nasional.


Masih di sisi gedung sebelah kanan, terdapat sebuah Museum Mobil yang menampilkan mobil-mobil kuno seperti Ford tahun 1911 hingga Mercedes-Benz 300 SL, "Gull-Wing", 1955. Berbeda dengan museum militer dan sejarah yang tidak dipungut biaya masuk, pada museum mobil, pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar 6 euro (dewasa) dan 3 euro (anak-anak).
Dengan berbagai objek yang tersedia seperti tersebut di atas, Parc Cinquantanaire saat ini merupakan salah satu objek pariwisata Brussel yang ramai dikunjungi wisatawan. Pemerintah kota Brussel bahkan memasukkan Parc Cinquantanaire dalam rute bus wisata Hoff On Hoff on, sehingga wisatawan yang ingin melakukan one day tour di Brussel tidak melewati kunjungan ke tempat ini. Sementara masyarakat umum warga Belgia sendiri pun dapat menikmati keteduhan pepohonan dan semilir angin ataupun melakukan aktifitas olah raga.
Suatu aktifitas keseharian, setidaknya di akhir pekan, yang kini menjadi barang mewah bagi masyarakat Jakarta dan mungkin masyarakat kota besar lainnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri, tidak banyak lagi taman tersedia. Kegiatan di taman utama di jantung kota saja seperti di Monas, tidak bisa seleluasa di Parc Cinquantanaire. Selain taman tersebut sudah dipagari, kemungkinan ditemani pedagang kaki lima juga bukan hal yang mustahil. Tampaknya diperlukan kesungguhan dan keterlibatan semua pihak untuk membuat dan memelihara suatu taman yang asri.
2 comments:
wah jadi ingat perjalanan ke sana lebih dari lima belas tahun yang lalu
Mas Iman kapan2 mampir lagi. Saya siap jadi guidenya.
Post a Comment