Kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga pada akhirnya terbukti. Pada hari Selasa, 18 September 2007, Bank Sentral AS atau The Fed, menurunkan tingkat suku bunga utamanya (federal funds rate) 50 basis poin menjadi 4.75 persen dan memotong suku bunga diskonto sebesar 50 basis poin menjadi 5.25 persen. Melalui upaya ini diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai saham dan perekonomian negara adi daya ini.
Menanggapi kebijakan the Fed, pasar saham di berbagai belahan dunia memang lebih bergairah. Namun pada saat yang bersamaan, pelemahan US Dollar terhadap Euro justru terus berlanjut. Dalam perdagangan pasar uang hari kamis (20/09/07), US$ 1 cuma dihargai sebesar 0.709 Euro alias melemah 0.89% dibanding sehari sebelumnya. Bahkan jika ditarik mundur 10 bulan sebelumnya, terasa sekali pelemahan nilai tukar tersebut. Saat itu di bulan November 2006, US$ 1.- masih dihargai sebesar 0.754 Euro.
Sebagai seorang pelayan pabrik, rekan saya yang minta identitasnya disembunyikan (halah kayak nulis untuk koran saja) suatu saat berbincang-bincang mengenai terus melemahnya dollar Amrik. Ia tidak bisa memahami bagaimana mata uang negara super power seperti Amrik tersebut bisa loyo, apalagi terhadap Euro yang baru menjadi mata uang tunggal beberapa negara Uni Eropa pada tahun 2001. Ia hanya mendengar bahwa Allan Greenspan dalam The Age of Turbulence menilai parahnya perekonomian negara Paman Sam tersebut karena sikap cuek bebek Pemerintahan Geroge Bush dalam mengelola perekonomiannya selama hampir 8 tahun terakhir ini. Rekan saya tersebut juga tidak mengerti kenapa Bush justru lebih senang bermain tentara-tentaraan di Irak dan sekitarnya.
Yang justru ia mengerti adalah melemahnya dollar dan menguatnya Euro menjadikan pengeluaran rutinnya setiap bulan terus membengkak. Hal tersebut terjadi karena dalam pekerjaannya saat ini, ia mendapatkan gaji dalam mata uang dollar. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan pembayaran sehari-hari, ia harus menukarkan dollarnya terlebih dahulu ke Euro. Dibanding sebelumnya, kini ia harus menukarkan lebih banyak dollarnya untuk membayar sewa rumah, asuransi, telepon, listrik, gas, air, bensin, dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Akibat lanjutannya sedikit sekali yang bisa disisahkan sebagai tabungan dan berjaga-jaga jika ada keperluan mendadak.
Menyadari kedudukannya sebagai seorang pelayan, rekan saya tersebut hanya berharap agar kiranya terdapat pengertian dan kebijakan dari boss di pabrik atau boss besar di kantor pusat untuk meninjau ulang besaran gajinya atau memberikan insentif seperti pernah dilakukan saat terjadi penguatan Euro pada tahun 2005. Ya mudah-mudahan boss rekan saya tersebut membaca blog ini dan mendengarkan keluhannya.
5 comments:
he..he... keluhannya kok sama dengan dengan teman saya di Beograd mas, meski disini belum berlaku secara resmi mata uang Euro tapi praktek sehari-hari ya Euro menjadi standar transaksi disemua lini - beli barang ditawarinnya dlm euro baru di kurs ke mata uang setempat, sewa rumah jelas pake Euro ... masih untung teman mas Aris... tahun 2005 dapat tunjangan tuh, temen saya di Beograd gigit jari krn tidak dapat tunjangan ... ya alasannya Beograd kan bukan Eropa Barat ... :(
baru saja salah satu boss pusat dateng. sempat juga kami tanyakan tentang melemahnya dolar vs euro dan kemungkinan adanya kompensasi penurunan tsb.
jawabnya : bagaimana kalo di jakarta saja ? dengan gaji rupiah kan tidak perlu pusing dengan pengeluaran euro yang terus menguat vs dolar. he he he he he
# Dadung: Temennya sama2 kerja di pabrik juga ya?
# Anto & Sitta: Mustinya dijawab balik, boleh pak tapi gajinya dollar kan? bukan rupiah
Betul mas sama di "pabrik"
Tapi ngomong-ngomong klo soal dolar yah.. gimana yah?? biarpun penghasilan sehari2 rupiah tetap juga saya berusaha mencari Dolar.. tapi ga banyak-banyak sih. Yah hanya meluangkan waktu tuk mencarinya lewat internet. Kebetulan saya dirumah pake Internet gt deh ato dikantor juga klo waktu senggang.
------------------------------------
Jadikan waktu luangmu untuk mencari Dolar
http://clixncash.com/ptp2.php?p=r&ref=goedangreg
------------------------------------
Post a Comment