Pada hari Minggu 23 September 2007 di Brussel berlangsung puncak kegiataan “hari bebas kendaraan bermotor (car free day) tahunan yang diberi nama Dimanche Sans Voiture (hari Minggu tanpa kendaraan). Pada hari ini, mulai pukul 09.00 s/d 19.00, seluruh kendaraan bermotor pribadi, baik roda dua ataupun lebih dilarang melintas di seluruh kawasan kota Brussel. Namun demikian kendaraan angkutan umum seperti KA, tram dan bis kota tetap beroperasi guna mengangkut anggota masyarakat yang akan berpergian di dalam kota dan tidak memungut bayaran kepada penumpang alias gratis pada hari itu.
Melalui kegiatan ini pemerintah Brussel mengharapkan tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap mobilitas berkesinambungan di perkotaan dan terbangunnya strategi transportasi ramah lingkungan. Untuk itu berbagai kegiatan dirancang dengan melibatkan pemerintah region, masyarakat dan para sukarelawan. Secara keseluruhan, kegiatan telah dimulai sejak tanggal 16 September 2007 dengan penyelenggaraan pertunjukkan musik di berbagai stasiun KA dan sekaligus pertanda dimulainya penyelenggaraan Dimanche Sans Voiture. Dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007 berupa penyambutan hangat dari para pemilik toko kepada pembeli yang datang dengan menggunakan sepeda.
Untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan Dimanche Sans Voiture tidak terdapat kendaraan bermotor yang melintas di dalam kota, sejumlah polisi ditempatkan di seluruh kawasan jalan. Jalan-jalan masuk utama menuju Brussel, baik dari highway ataupun jalan kecil lainnya, ditutup dan ditunggui sejumlah petugas. Pengemudi kendaraan bermotor yang coba-coba menerobos larangan jangan harap lolos dari pantauan polisi.
Dari pengamatan, tidak ada anggota masyarakat yang berkeberatan dengan penyelengaraan kegiatan ini dan coba-coba mengacuhkannya. Justru masyarakat senang karena dapat beraktifitas, bermain dan berekreasi bersama keluarga dengan santai di dalam kota tanpa direpotkan lalu lintas kendaraan bermotor. Dengan lenggangnya jalan-jalan di dalam kota, berbagai kegiatan dapat diselenggarakan di jalan raya seperti jalan santai bersama, bersepeda ataupun melakukan kegiatan permainan anak-anak.
Menurut sejarahnya, kegiatan ini sendiri diawali oleh kegiatan serupa yang diselenggarakan di Perancis pada tahun 1998 dan diberi judul “En ville sans ma voiture” (di kota tanpa kendaraanku). Jika pada waktu pertama diselenggarakannya Dimanche Sans Voiture di Brussel hanya mencakup 3 region (kawasan setingkat kecamatan) yaitu Schaerbeek, Watermael-Boitsfort and Evere, maka pada tahun 2007 ini telah mencakup seluruh region di Brussel. Sementara pada tingkat Eropa sendiri, tanggal 22 September telah ditetapkan oleh Komisioner Uni Eropa masalah Lingkungan sebagai tanggal kegiatan internasional hari bebas kendaraan bermotor.
Melongok maksud baik kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran lingkungan hidup, tidak mengherankan jika kegiatan semacam ini kemudian diikuti oleh berbagai kota lainnya di luar Uni Eropa, termasuk Jakarta. Sejak tahun 2006 lalu Jakarta juga sudah menyelenggarakan hari bebas kendaraan bermotor. Meski baru diawali untuk daerah sangat terbatas, yaitu sepanjang jalan utama Sudirman-Thamrin, namun inisiatif penyelenggaraannya patut disambut baik.
Namun diharapkan agar kiranya ditahun-tahun mendatang dapat terselenggara dengan lebih baik, melibatkan lebih banyak elemen masyarakat dan kawasan yang lebih luas. Mungkin tidak harus meniru pemerintah Brussel yang menerapkan kawasan bebas kendaraan bermotor untuk seluruh kota, Pemda DKI bisa secara bertahap memperluas penerapannya ke jalan-jalan protokol lainnya misalnya jalan Hayam Wuruk dan Gatot Subroto. Sementara pada saat yang bersamaan memperioritaskan perbaikan sistim transportasi publik di kawasan tersebut. Dengan harapan bahwa masyarakat Jakarta yang ingin bepergian, misalnya ke Glodok, dapat tetap melakukannya dengan menggunakan angkutan umum yang tersedia (meski tidak gratis).
Alternatif lainnya juga bisa dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada setiap Walikota di DKI untuk menerapkan satu kawasan di wilalayahnya sebagai kawasan bebas kendaraan bermotor.
Satu hal lain yang kiranya juga perlu diperhatikan Pemda DKI dan juga Pemda di kota-kota Indonesia lainnya adalah perlunya membangun dan memelihara kawasan hijau lestari di dalam kota. Kalau pembangunan kawasan hutan kota masih terlalu muluk, mungkin bisa dimulai dengan memberikan ruang publik yang lebih luas berupa taman-taman hijau, bukan hanya bangunan Mal yang diperbanyak. Tanpa taman kota yang cukup berarti jumlahnya, kiranya "Hari tanpa kendaraan bermotor" tidak akan bermanfaat banyak, terutama dalam hal penyediaan lingkungan yang nyaman di perkotaan.
2 comments:
wow di belgique ...
slm kenal ehehe
unmacchiato.blogspot.com
Thanks udah mampir. Salam kenal juga
Post a Comment