Selain tidak direpotkan dengan buku pelajaran, murid dan orang tua juga tidak diributkan dengan masalah seragam. Di sekolah-sekolah di Belgia, pada umumnya tidak ada aturan bahwa setiap murid harus menggunakan seragam sekolah. Para murid diperkenankan menggunakan pakain bebas rapih.
Kesiapan memasuki tahun ajaran baru bukan monopoli pihak sekolah dan orang tua, tetapi juga sektor lain yang mendukung kelancaran kegiatan sekolah seperti pihak pengelola transportasi. Untuk memberikan angkutan gratis bagi anak sekolah berumur 12 tahun kebawah, pihak pengelola transportasi memberikan kartu berlangganan (abondemen) gratis kepada pelajar usia 12 tahun kebawah. Berdasarkan data base yang ada dan tanpa adanya permintaan, kartu berlangganan tersebut dikirimkan langsung ke alamat sang pelajar.
Kalau kebetulan seorang pelajar belum menerima kartu berlangganan gratis, misalnya karena pendatang baru sehingga namanya tidak tercantum dalam data base, pelajar yang bersangkutan dipersilahkan mengisi formulir yang disediakan di loket-loket stasiun kereta api. Setelah diproses, sekitar seminggu kemudian si pelajar akan memperoleh kartu berlangganan. Kartu tersebut dikirimkan langsung ke alamat orang tua si pelajar. Sementara pelajar yang telah berusia 12 tahun ke atas, meski membayar, namun hanya membayar sesuai harga pelajar, sekitar 50 persen dari harga yang berlaku.
Dengan keadaan seperti di atas, sekolah di Belgia cukup menyenangkan dan tidak merepotkan orang tua. Para orangtua sangat terbantu dengan persiapan yang dilakukan, mulai dari buku pelajaran hingga transportasi. Merujuk hal tersebut, kapan yach para orang tua di Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang baik bagi putra/putrinya, tanpa harus direpotkan masalah-masalah seperti buku pelajaran, iuran sekolah ataupun transportasi?
No comments:
Post a Comment