


Yang juga tidak kalah menarik dari sesi wawancara ini adalah tampilan Ibu Yuni dengan kalung emas yang cukup besar dan tambahan bros emas di baju kerjanya. Tampilan tersebut kontras dengan tampilan korban bencana lumpur di Sidoarjo. Dengan pakaian seadanya dan meskipun terlihat tersenyum, namun tidak dapat ditutupi wajah-wajah mereka yang menderita karena misalnya harus kehilangan harta benda, ternak dan tentu saja sawah dan ladang tempat mereka mencari nafkah. Diperlihatkan bagaimana beberapa orang penduduk harus berendam di lumpur guna menyelamatkan ayam piaraannya yang terperangkap di kandang.
Secara umum, tayangan yang dibuat selama 10 hari ini dapat memperlihatkan gambaran obyektif mengenai bencana yang terjadi di Sidoarjo. Namun tetap saja menyisakan pertanyaan mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap bencana lingkungan yang terjadi. Tayangan ini tampaknya tidak ingin membahas sampai sejauh itu. Akan menarik jika terdapat segmen lanjutannya, misalnya mengenai tanggung jawab Lapindo Brantas sebagai perusahaan yang melakukan pengeboran minyak tapi malah mendapatkan lumpur atau menayangkan proses penghentian lumpur dan ganti rugi terhadap korban bencana.
Dari segi image di masyarakat Eropa, tayangan ini tentu saja semakin memperlihatkan gambaran Indonesia sebagai negeri bencana, terutama setelah bencana: tsunami di Aceh ataupun gempa di Yogyakarta dan berbagai tempat lainnya. Masyarakat Eropa akan lebih mengenal Indonesia dengan bencananya dibanding hal-hal lain yang bersifat lebih positif. Untuk itu, upaya Pemerintah RI ataupun Kedutaannya di luar negeri untuk menginformasikan dan menjelaskan kondisi yang sesungguhnya di dalam negeri, tidak akan berhasil maksimal. Diperlukan pembenahan-pembenahan serius di dalam negeri guna menciptakan pandangan yang “terang terus dan terus terang”. Selain itu Pemerintah RI juga semestinya dapat “menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Foto-foto diambil dari sini
2 comments:
Wah,pernah aku posting nich mas..[http://escoret.net/blog/index.php?s=lumpur+lapindo]
eh,lam knl ya..???
Salam kenal juga mas pepeng.
Post a Comment