30.1.10

Twitter Melinjo, Anggota DPR, dan Blog

Pagi ini ketika mengakses akun twitter mobile muncul keterangan “twitter is over capacity. Too many tweets! Please wait a moment and try again”. Saya cuma termangu saja membaca keterangan ini. Oops … ternyata banyak juga pengguna twitter di negeri ini sehingga untuk mengaksesnya pun harus antri.

Lalu iseng-iseng saya mencoba mencari tahu tentang berapa jumlah pemilik akun twitter di Indonesia saat ini. Dari hasil konsultasi dengan Om Gugel diketahui bahwa berdasarkan laporan RJMetrics Inc yang dikutip Vivanews, jumlah pemilik akun twitter di seluruh dunia sebanyak 75 juta. Dari jumlah tersebut sebanyak 2.41 persen atau sekitar 1,8 juta berasal dari Indonesia. Suatu jumlah yang cukup besar dan memperlihatkan antuasme kalangan pengguna internet. Saking banyaknya pengguna Twitter di Indonesia tidak mengherankan jika pengguna Twitter Indonesia nangkring di peringat ke-6 dunia.

Sebagai suatu layanan jejaring sosial dan micro-blogging tidak berbayar yang mulai diperkenalkan pada Maret 2007, Twitter memang membuat kepincut banyak pengguna internet. Dengan program pengiriman pesan pendek 140 karakter melalui berbagai layanan seperti lewat sms, instant messenger, web service atau layanan pihak ketiga seperti Twitterrific, Twhirl dan Facebook, menjadikan pada pengguna internet mudah untuk mengupdate berbagai perkembangan dan peristiwa yang terjadi. Lewat Twitter bisa didapatkan updates informasi terbaru secara gratis mengenai apa yang dilakukan teman, saudara, keluarga atau blogger seperti saya ini.

Lalu apa hubungannya Twitter dengan melinjo atau tangkil dalam bahasa Sundanya? Bukankah selama ini melinjo lebih dikenal sebagai tanaman yang bijinya sering digunakan untuk sayur asem ataupun bahan baku emping?.

Begini ceritanya, di Twitter dalam beberapa hari terakhir ini ramai kicauan (istilah di Twitter untuk postingan) tentang seorang anggota DPR RI yang berkomentar bahwa masalah perdagangan manusia (human trafficking) adalah tugasnya Kementerian Perdagangan. Komentar anggota DPR RI tersebut tentu saja dianggap lucu. Sejak kapan Kementerian Perdagangan menangani perdagangan manusia? Memangnya manusia disamakan dengan komoditi perdagangan lainnya sehingga harus ditangani Kementerian Perdagangan. Kalau iya, jangan-jangan perdagangan manusia akan diatur pula dalam kerangka kerjasama ASEAN-China Free Trade Agreement.

Berbeda dengan pekerja infotainment yang langsung melapor ke polisi ketika tersinggung dengan kicauan Luna Maya di Twitter, Kementerian Perdagangan dan Menterinya tenang-tenang saja. Selain kemungkinan tidak punya akun Twitter, beda halnya dengan Menkominfo Tifatul Sembiring yang aktif bertwitter, Menteri Perdagangan Mari Pangestu juga mungkin tidak merasa terganggu dengan kicauan sang anggota DPR di Twitter.

Sebaliknya, yang gregetan justru para Tweeps (julukan bagi pengguna Twitter) karena melihat komen asal bunyi dari wakilnya di DPR. Suatu komentar yang memperlihatkan ceteknya pengetahuan sang anggota DPR tersebut. Dari sikap geregetan ini maka kemudian muncullah berbagai kicauan di Twitter.

Dari sekian banyak Tweeps yang berkicau tentang komentar sang anggota DPR RI, salah satunya adalah pemilik akun Twitter dengan nama V. Melinjo. Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkan inspirasi untuk membuat akun di Twitter dengan nama tersebut. Mungkin si pemilik akun sangat menyukai sayur asem atau emping atau barangkali pula penggunaan nama melinjo karena ada kemiripan dengan nama sang anggota DPR?. Akun V. Melinjo ini memiliki banyak pengikut (follower) karena kicauan-kicauannya yang menyentil sang anggota DPR dilakukan dengan ringan dan aktual. Coba saja simak salah satu kicauannya berikut ini:

Sambil dandan, sambil nonton diskusi tentang anak jalanan di TV. Anak = Human. Jalanan = Traffic. Oh, itu toh maksudnya human trafficking.

Cari info ttg human trafficking di mana, ya? Di Yellow Page ngga ada no telp-nya nih. Hmmm. Google aja deh”.

Sementara itu ada pula Tweeps lain yang berkicau “untung saja human trafficking bukan dianggap urusan polisi lalu lintas karena ada kata traffic dan bisa dihubungkan dengan traffic light?”.

Sang anggota DPR RI yang dikicaukan di Twitter, tentu saja bisa gerah dipojokkan dengan kicauan seperti tersebut di atas. Meskipun demikian, ia tidak bisa berbuat banyak karena apa yang dikicaukan para Tweeps seperti V. Melinjo bisa jadi didasarkan suatu peristiwa yang sebenarnya. Para Tweeps cukup mendapatkan satu pernyataan yang tidak berkenan dari seorang tokoh publik untuk kemudian dikicaukan di akun Twitter. Jika si pemilik akun memiliki pengikut yang banyak, bisa jadi dalam waktu tidak terlalu lama, apa yang dikicaukan di akunnya bisa langsung dibaca banyak orang.

Sebagai sebuah jejaring sosial, kemunculan Twitter tentu saja memunculkan sejumlah harapan dan pada saat bersamaan kekhawatiran akan dampaknya. Dari sisi harapannya, Twitter memberikan kemudahan untuk menyampaikan dan mengakses informasi secara lebih cepat dan tepat. Twitter bisa juga menjadi alat kontrol diri agar seseorang bersikap proporsional. Sementara kekhawatirannya antara lain adalah apa yang dikicaukan para Tweeps bisa jadi akan merugikan atau menyudutkan seseorang.

Lalu apa kaitannya Twitter dengan blog?

Sebagaimana sudah disinggung di atas, Twitter merupakan jejaring sosial baru yang menawarkan kemudahan dalam penyampaian informasi secara cepat. Berbeda dengan blog, Twitter memiliki ukuran yang lebih kecil dan hanya memuat maksimal 140 karakter, sehingga kemudian disebut sebagai mikroblog (microblog). Dengan tagline “What’s happening”, seseorang cukup menuliskan secara singkat apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak perlu membuat artikel panjang seperti di blog.

Dengan kelebihan seperti ini, tidak mengherankan jika banyak orang yang kemudian beralih ke microblogging seperti Twitter dan Facebook. Bukan hanya blogger yesterday afternoon saja yang pindah ke microblogging tetapi blogger yang sudah lama ngeblog pun banyak yang beralih. Banyak teman-teman saya yang sudah cukup lama ngeblog saat ini mengalami kejenuhan. Banyak yang tergoda dengan kenyamanan microblog seperti Twitter karena bisa update status setiap saat tanpa harus mempersiapkan segala sesuatu seperti saat akan ngeblog.

Adapula yang berpendapat bahwa sudah susah-susah nulis di blog, ternyata hanya sedikit yang membaca tulisannya bahkan terkadang tidak ada yang mengunjungi selain dirinya. Sementara kalau kita menulis update di Facebook atau Twitter, banyak yang baca dan terkadang banyak pula yang mengomentarinya.

Menurut saya ini cara pandang seperti ini kurang pas, meninggalkan kebiasaan ngeblog dan memusatkan perhatian pada Twitter atau Facebook. Dari bentuknya saja blog dan microblog jelas berbeda. Blog bisa bebas menampilkan ekspresi penulisnya, berapapun karakter yang dibutuhkan, dan dapat dibaca orang banyak tanpa tergantung pada jalinan pertemanan dan jumlah pengikut. Sementara microblog terbatas pada jumlah karakter yang disediakan (Twitter 140 karakter) dan jangkauan pembaca pun hanya sampai pada teman-teman yang menjadi teman (seperti fasilitas note di Facebook) atau jumlah pengikutnya (Twitter).

Kalau merasa jenuh masih bisa dimaklumi karena kejenuhan bisa hinggap pada siapa saja. Tapi jangan terlalu lama sehingga melupakan blog dan akhirnya pensiun ngeblog. Untuk itu sebenarnya kita dapat mengkombinasikan kebiasaan ngeblog sekarang ini dengan aktivitas berkicau di Twitter dan Facebook. Status di Twitter dan Facebook bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan apa yang sudah kita tulis di blog.

Cara lainnya adalah bergabung dengan blog keroyokan seperti Kompasiana. Selain untuk mendapatkan kesempatan tulisan dibaca orang, kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan beragam ide dari tulisan para blogger lainnya, selain itu kita juga bisa memanfaatkan fasilitas di blog keroyokan tersebut untuk mempromosikan tulisan kita lewat Twitter dan Facebook.

Untuk menyegarkan pikiran dari kejenuhan ngeblog kita juga bisa aktif dalam kegiatan kopi darat (kopdar) dengan sesama teman blogger guna bertukar pikiran dan berdiskusi tentang berbagai hal mulai dari isi blog hingga isi kantong. Ikut komunitas blogger yang ada di sekitar kita juga akan sangat membantu menyegarkan aktivitas ngeblog kita, bahwa ngeblog bukan sekedar merangkai kata tapi juga merangkai kegiatan nyata. Kegiatan Amprokan Blogger yang akan diadakan Komunitas Blogger Bekasi pada tanggal 6-7 Maret 2010. bisa dijadikan contoh bagaimana kegiatan merangkai kata diwujudkan dalam kegiatan nyata. Amprokan Blogger (yang berarti temu blogger) merupakan kegiatan nyata dalam rangka memperingati HUT ke-13 Kota Bekasi yang diisi antara lain dengan kegiatan lomba menulis dan foto blog, kunjungan ke tempat pengolahan sampah terpadu di Sumur Batu Bantar Gebang, live blogging contest, seminar, hingga upaya memecahkan rekor postingan MURI.

Akhrnya ngeblog ibaratnya seperti berlari marathon, tidak bisa cepat-cepat sampai tujuan. Perlu mengatur nafas dan kecepatan agar tidak ambruk di tengah jalan. Kalau merasa capek dan jenuh ngeblog, istirahatlah sejenak. Setelah segar kembalilah ngeblog. Mudah-mudahan dengan beristirahat ngeblog bisa muncul ide-ide baru yang memperlancar kegiatan ngeblog dan menjadikan blog jauh lebih bermanfaat bagi pembaca.

Salam semangat ngeblog


6 comments:

quinie said...

hm.. intinya apapun yang kita publish di social media, jangan sampai merugikan orang lain. tapi sayah mikir juga sih pak, kalo komplain kebanyakan tentang ketidakpuasan. so?

Aris Heru Utomo said...

saya sependapat bahwa sesuatu yang dipublish di social media memang sebaiknya tidak merugikan orang lain, syukur2 jika bisa bermanfaat.

Nah soal komplain kebanyakan tentang ketidakpuasan, mesti hati-hati juga jangan2 malah kita yang memang tidak pernah terpuaskan ?

Kuis twitter said...

Mas, numpang share info ya..

Ada event kuis di twitter nih pada tgl 8-12 feb 2010. skrg udah mulai trialnya..

memang yang ngadain sih company forex. cuman eventnya jauh banget dari trading. cuman event lucu2an aja.. hadiahnya pun Oke! Total sampai 20 jt.

thx mas.

ajengkol said...

Apapun medianya jadilah blogger yang rendah hati *nyambung nggak yah* ?

yeye said...

mencerahkan sekali mas artikelnya, terutama buat saya yang sudah mulai bosen buat ngeblog! pinginnya yg ringan2 aja!....seperti FB dan TWITTER!

Eko Eshape said...

Sebagaimana sudah disinggung di atas, Twitter merupakan jejaring sosial baru yang menawarkan kemudahan dalam penyampaian informasi secara cepat.

+++

nambahin saja
Facebook : 4 Februari 2004
Twitter : Maret 2006

Kalau plurk kapan ya?

Salam