Setelah diundur karena kesibukan World Ocean Conference di Manado, SBY secara resmi mengumumkan Boediono sebagai cawapresnya dalam suatu acara yang meriah di gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 15 Mei 2009. Tidak ada kejutan sama sekali. PKS yang di hari-hari terakhir terlihat uring-uringan pun ternyata hadir dalam acara tersebut.
Bintang pada acara deklarasi tersebut tentu saja cawapres Boediono yang berpidato setelah SBY. Mengawali pidato dengan basmallah, Boediono secara perlahan namun pasti memperlihatkan kelasnya sebagai seorang profesor yang layak untuk mendampingi SBY. Pada awalnya memang terlihat grogi, mungkin karena ini pertama kalinya ia menyampaikan pidato politik, namun selanjutnya Boediono berpidato tanpa teks dengan jelas dan elegan.
Boediono secara jelas dan elegan menjawab tudingan yang diarahkan kepadanya antara lain mengenai pasar bebas dengan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar bebas. Menurutnya diperlukan peran negara yang dapat mengintervensi dengan aturan main yang jelas dan adil serta adanya lembaga pelaksana yang efektif. Pada saat yang bersamaan ia menohok pesaingnya dengan menyatakan komitmennya untuk terus memberantas korupsi dan tidak akan mencampur adukan urusan pemerintahan yang dijabatnya dengan kepentingan bisnis pribadi.
Dari caranya berpidato tanpa teks dan terarah tersebut, tampak kalau Boediono ingin memberikan penegasan bahwa dirinya lebih layak dipilih mendampingi SBY dibandingkan calon-calon dari parpol koalisi pendukung Partai Demokrat ataupun Budi Anduk, pelawak yang sedang naik daun dan juga bintang iklan KPU. Ya nama Budi Anduk muncul dan disandingkan dengan Boediono dalam spanduk yang dipasang beberapa hari terakhir. Boediono ingin mengatakan bahwa kalau Budi Anduk cuma bisa menghibur masyarakat melalui lawakannya di televisi, maka Boediono bisa menghibur masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Akhirnya, meski Boediono telah memberikan tampilan yang positif dalam kemunculan perdananya sebagai cawapres, namun ia masih harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia lebih baik dari Wiranto dan Prabowo Subianto yang menjadi pendamping pasangan capres lainnya. Dan tentu saja ia tetap harus membuktikan lebih baik dari Budi Anduk.
Bintang pada acara deklarasi tersebut tentu saja cawapres Boediono yang berpidato setelah SBY. Mengawali pidato dengan basmallah, Boediono secara perlahan namun pasti memperlihatkan kelasnya sebagai seorang profesor yang layak untuk mendampingi SBY. Pada awalnya memang terlihat grogi, mungkin karena ini pertama kalinya ia menyampaikan pidato politik, namun selanjutnya Boediono berpidato tanpa teks dengan jelas dan elegan.
Boediono secara jelas dan elegan menjawab tudingan yang diarahkan kepadanya antara lain mengenai pasar bebas dengan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar bebas. Menurutnya diperlukan peran negara yang dapat mengintervensi dengan aturan main yang jelas dan adil serta adanya lembaga pelaksana yang efektif. Pada saat yang bersamaan ia menohok pesaingnya dengan menyatakan komitmennya untuk terus memberantas korupsi dan tidak akan mencampur adukan urusan pemerintahan yang dijabatnya dengan kepentingan bisnis pribadi.
Dari caranya berpidato tanpa teks dan terarah tersebut, tampak kalau Boediono ingin memberikan penegasan bahwa dirinya lebih layak dipilih mendampingi SBY dibandingkan calon-calon dari parpol koalisi pendukung Partai Demokrat ataupun Budi Anduk, pelawak yang sedang naik daun dan juga bintang iklan KPU. Ya nama Budi Anduk muncul dan disandingkan dengan Boediono dalam spanduk yang dipasang beberapa hari terakhir. Boediono ingin mengatakan bahwa kalau Budi Anduk cuma bisa menghibur masyarakat melalui lawakannya di televisi, maka Boediono bisa menghibur masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Akhirnya, meski Boediono telah memberikan tampilan yang positif dalam kemunculan perdananya sebagai cawapres, namun ia masih harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia lebih baik dari Wiranto dan Prabowo Subianto yang menjadi pendamping pasangan capres lainnya. Dan tentu saja ia tetap harus membuktikan lebih baik dari Budi Anduk.
1 comment:
benar juga apa perkiraan teman-teman blogger kompasiana,kalau pak beye akan memilih pak budiono yang kalem itu. salam
Post a Comment