Kemenangan Tony Pua dan Jeff Ooi ini tentu saja disambut gembira para pendukungnya, terutama para blogger yang ramai-ramai mengucapkan selamat di blognya.
Apa yang bisa ditarik dari kemenangan tersebut? Meski bisa saja menyimpulkan bahwa popularitas mereka di dunia blogospehere lah yang telah mendorong kemenangan tersebut, namun satu hal yang pasti, mereka dengan cerdik telah memanfaatkan blog sebagai medium yang pas untuk memuat dan menyampaikan gagasan-gagasannya, karena meskipun diawasi, namun masih bisa lebih bebas dibanding media konvensional.
Para blogger tersebut tampaknya ingin membuktikan bahwa blogger bukanlah pengecut seperti yang dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Azalina Othman, apalagi pembohong seperti yang dikatakan pakar ini. Para blogger tersebut ingin mengatakan bahwa apa yang disampaikan dalam blognya adalah bukan merupakan kebohongan dan tidak ada identitas penulisnya yang disembunyikan. Sehingga jika terdapat ketidakbenaran subtansi dalam blog, pembaca mestinya tahu kemana harus memintakan penjelasan semestinya.
Selain itu, para blogger yang terjun ke politik tersebut juga menyadari sepenuhnya bahwa upaya membangun pertemanan di dunia maya dapat ditindaklanjuti ke dunia nyata, melalui berbagai macam kopdar, tanpa harus menjadi autis saat bertemu.
Kalau kedua blogger Malaysia tersebut telah menunjukkan efektifitas blog sebagai medium berpolitiknya, ditengah kekangan pemerintahnya terhadap media massa konvensional, maka blogger Indonesia tentunya dapat melakukan hal serupa. Bahkan mungkin lebih baik karena media di Indonesia jauh lebih bebas.
Karenanya jika terdapat blogger Indonesia yang ingin berpolitik, meski sebelumnya telah memiliki profesi sendiri seperti Dosen, Praktisi IT, Sutradara, Artis, Pengamat, Olahragawan, Ustad, Wartawan dan sebagainya, sebaiknya profesional saja. Ketika akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik, jadilah politisi yang sungguhan alias benar-benar profesional, bukan sekedar jadi politisi karena ada yang menawari.
Dengan keahlian dan latar belakang profesi yang dimilikinya, tentunya akan memudahkan dalam menjalankan tugasnya saat terpilih sebagai pejabat politik, baik di eksekutif maupun legislatif. Diharapkan, Kebijakan-kebijakan atau berbagai peraturan yang dihasilkannya bisa lebih didasarkan pada nurani dan pertimbangan profesionalisme.
4 comments:
wahhh..hebat yaa, blogger Malaysia. Blogger Indonesia gmn nih? apa bisa jadi anggota parlemen 2009 nanti? Mas Aris tertarik? :-) serius nih...ntar sy dukung deh ..
kalau saya dukung Nurrl Izza aja, ( yang anaknya Anwar Ibrahim )..yang juga running for parlement
* soalnya ayu rek he he
#Mbak Susan: Thanks utk dukungannya, nanti tak pikir2 dulu (halah)
#Mas Iman: Nurrul Izza juga menang lho dlm pemilu ini. Kapan2 diajak kopdaran mas :)
hihihi....jadi penonton aja ah...ga dong ama politik...
Post a Comment