4.5.07

Mengenang Guru

Tanggal 2 Mei kemarin kita semua memperingati hari pendidikan nasional (hardiknas). Seperti umumnya memperingati hardiknas, kita akan selalu diingatkan akan jasa-jasa para guru dalam mendidik putra-putri bangsa. Secara pribadi, terkadang kita juga akan selalu diingatkan akan kenangan terhadap guru-guru yang pernah mendidik kita di sekolah. Mungkin kita akan diingatkan akan guru yang baik, sabar dan telaten dalam membimbing dan mengajari kita. Terkadang kita juga diingatkan akan guru yang lucu, galak dan sering marah-marah. Tidak jarang pula kita teringat akan guru yang rajin memberikan pekerjaan rumah atau suka menghukum murid di depan kelas. Mengingat itu semua sekarang mungkin kita semua bisa tersenyum-senyum sendiri, sambil mengingat-ingat betapa bodohnya dan mungkin juga betapa bandelnya kita.
Saya ingat Pak Makful, guru saya waktu di SD, beliau sangat sabar dalam mendidik dan mengajarkan murid-muridnya. Padahal banyak muridnya yang dikenal bandel (termasuk saya hehehe). Satu pengalaman yang masih berkesan adalah ketika pelajaran sejarah, beliau menjelaskan mengenai Timtim. Kebetulan saat itu Timtim baru saja diintegrasikan kedalam NKRI menjadi provinsi RI ke-26. Dan kebetulan pula dikelas saya ada murid baru yang berasal dari provinsi tersebut, namanya Raid. Beliau menanyakan ke murid-muridnya apakah ada yang tahu kepanjangan Timtim?. Mendapat pertanyaan tersebut, saat itu tidak ada satupun murid yang ditunjuk yang bisa menjawabnya. Pas giliran saya, dengan yakin saya jawab bahwa Timtim itu merupakan kependekan dari taman ismail marzuki taman ismail marzuki (maklum saat itu saya hanya tahu kependekan dari TIM yaitu Taman Ismail Marzuki yang di Cikini). Beliau tidak marah mendengar jawaban saya dan hanya tersenyum-senyum. Selanjutnya sambil memperkenalkan Raid, beliau menerangkan mengenai provinsi Timtim.

Lain lagi dengan Pak Soeprayogi, guru olah raga saat SMP. Saya sangat ingat sekali dengan beliau, karena berkat ”hadiah” dari beliau, saya sulit duduk dengan nyaman selama seminggu. Ceritanya gara-gara bermain sepak bola saat hujan di halaman sekolah, hampir sebagian besar murid pria di kelas kami harus merasakan hukuman dari beliau. Hukumannya tidak tanggung-tanggung, bukan cuma sekdar distrap di depan kelas, tetapi juga disabet dengan rotan (maaf) di pantat. Akibatnya tentu saja saya dan rekan-rekan yang terkena sabetan rotan susah harus menahan sakit saat pelajaran sekolah selama seminggu.

Di SMA, ada banyak nama guru yang masih saya ingat, misalnya saja ibu Asmidar (yang berkonde dan berkebaya, mengajar bahasa Indonesia), Pak Thamrin yang mengajar Matematika, Pak Santo (kimia), Bu Asmarni (biologi) dan tentu saja Pak Djoko Soedibyo (beliau ini walau enggak pernah ngajar di kelas, tapi namanya ada terus di ijazah SMA karena beliau kepala sekolahnya hehehehe). Mereka merupakan beberapa guru yang sangat baik dan berdedikasi tinggi. Ada juga pak Filemon yang ngajar fisika waktu kelas 1 sebelum penjurusan dan rajin ngasih les private. Ada juga bu guru matematika yang kurus langsing (kalau gak salah namanya bu Maria Ulfah).

Wah banyak sekali kalau mau mengabsen satu persatu dan jujur saja banyak nama-nama yang sudah saya lupa. Tapi walau lupa dengan nama-nama mereka, saya tetap sangat menghormati mereka sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang berperan penting dalam turut memajukan bangsa ini. Untuk itu, mumpung hardiknas belum terlewat jauh, saya turut mengucapkan selamat hardiknas, semoga dunia pendidikan Indonesia semakin bertambah maju. Kepada bapak dan ibu guru selamat bertugas dan sukses selalu. Salam hardiknas !!!

2 comments:

Anonymous said...

Salam kenal juga Mas Aris. Terimakasih atas kunjungannya. Aku binun mau komen di mana, jadi aku komen aja di sini. Aku juga kasih baclinks ke blog ente di my backlinks cloud.

Thanks
Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.

Anonymous said...

Ada Iklan di TV Indonesia, cerita begini: Si Guru bertanya ke salah satu muridnya: "Mengapa Pattimura tertangkap"...dijawab si murid: "karena takdir pak"...langsung tu murid distrap berdiri sambil jewer kuping sendiri...itu iklan apa pelecehan terhadap profesi guru ya ? semoga saja tidak begitu adanya.