1.12.06

Ketika Euro Terus Menguat

Kantor berita Bloomberg tanggal 30 November 2006 memberitakan mengenai terus menguatnya nilai tukar mata uang Euro terhadap US dollar selama 20 bulan terakhir (Mei 2005 s/d Nopember 2006). Bahkan pada penukaran tanggal 30 Nopember 2006, nilai tukar Euro telah menyentuh US$ 1.3274, suatu angka terendah sejak Mei 2005. Bloomberg menilai bahwa melemahnya nilai tukar US dollar memperlihatkan melemahnya pertumbuhan ekonomi AS dan spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan memotong tingkat suku bunga US dollar.

Namun demikian, penguatan Euro terhadap US dollar tampaknya ditanggapi dingin oleh pengambil kebijakan moneter di Uni Eropa, khususnya negara-negara yang tergabung dalam Eurozone. Mereka tampaknya cenderung berpendapat bahwa penguatan Euro justru merefleksikan penguatan ekonomi Eropa. Bahkan Presiden Bank Sentral Eropa, Jean-Claude Trichet, yang berteriak ”sudden and brutal” ketika US dollar tiba-tiba berubah pada tahun 2004, kali ini diam saja dan tidak merasa terusik untuk menurunkan nilai tukar Euro. Padahal dari segi ekonomi, penguatan Euro akan merugikan ekspor UE karena harga barang yang diekspor akan menjadi lebih mahal.

Beberapa alasan yang menyebabkan otoritas moneter UE bersikap tenang adalah kenyataan bahwa sebagian besar perusahaan UE berproduksi di AS. Dengan melakukan produksi di AS, keterkaitan nilai tukar terhadap harga suatu produk dapat dikesampingkan. Selain itu pula, perusahaan besar UE telah melakukan hedging yang kompleks guna menghindari terjadinya fluktuasi nilai tukar.

Jika otoritas moneter dan pengamat ekonomi berpendapat bahwa penguatan Euro tidak terlalu berpengaruh bagi produk ekspor UE, dalam konteks mikro penguatan nilai tukar Euro justru akan sangat berpengaruh bagi pekerja asing yang tinggal dan bekerja di UE namun menerima gaji, tunjangan dan sebagainya dalam mata uang asing, terutama US dollar. Fenomena pekerja asing menerima gaji dalam mata uang dollar bukanlah hal yang aneh, apalagi di UE banyak pula perusahaan-perusahaan AS atau yang berbasis ke AS yang masih menerapkan standar penggajian menggunakan mata uang US dollar. Selain itu masih banyak pula institusi, organisasi internasional atau perwakilan negara-negara asing yang menerapkan penggajian dalam US dollar.

Kerugian dari pekerja asing yang menerima gaji US dollar tampak dari tingkat pengeluaran mereka yang tentu saja akan terus meningkat sejalan dengan semakin melemahnya nilai tukar US dolla terhadap Euro. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut: jika pada April 2005 nilai tukar euro = US$ 1.25, maka seorang pekerja asing yang menerima gaji sebesar US$ 6.000 per bulan akan memperoleh sekitar 4.800 euro. Namun pada bulan Nopember 2006, dengan nilai tukar Euro sebesar US$ 1.3274 dan gaji tetap sebesar US$ 6.000, maka jika ditukarkan ke Euro akan menjadi 4.520 euro. Dari perbedaan nilai tukar tersebut, tampak terjadinya penyusutan sebesar 480 euro tiap bulannya.

Dengan gaji tetap dalam US dollar dan Euro yang terus menguat, pekerja asing di UE tersebut akan mengalami kesulitan menyisihkan pendapatannya untuk tabungan. Karena selain dihadapkan pada penyusutan nilai tukar akibat konversi, juga dihadapkan pada peningkatan harga kebutuhan yang cenderung meningkat sejalan dengan terjadinya inflasi. Sebagai contoh sederhana adalah terjadinya peningkatan harga barang konsumsi ataupun peningkatan indeks sewa rumah/apartemen, yang mau tidak mau akan meningkatkan anggaran pengeluaran setiap bulannya.

Untuk itu, salah satu cara mengatasinya antara lain adalah melalui penyesuaian standar gaji berdasarkan perhitungan yang tepat atau memberikan semacam tunjangan akibat perubahan nilai tukar mata uang. Namun demikian, disadari bahwa langkah yang diusulkan tersebut tidaklah mudah mengingat setiap institusi atau organisasi internasional memiliki dasar perhitungan tersendiri dan tentu saja dengan kapasitas yang berbeda-beda pula.

1 comment:

Anonymous said...

hu..hu...hu... mbayar sewa rumah makin mahal nih om... ngomong dong sama orang EU biar turun .... hu ..hu... ato gajinya diganti euro aja kali ya ... hu...hu...hu.......