Freddy Mercury di Montreux

We are the champions - my friends
And we'll keep on fighting till the end
We are the champions
We are the champions
No time for losers
'Cause we are the champions of the world

Kalau anda penggemar olah raga, pastinya mengenal refrain lagu berjudul “We are the Champions” di atas. Karena tembang tersebut seolah telah menjadi lagu wajib yang mengiringi kemenangan seorang juara olah raga. Bahkan saat berlangsungnya Piala Dunia Sepakbola tahun 2006, lagu yang direkam ulang dan dinyanyikan oleh Crazy Frog ini berhasil menduduki papan atas urutan tembang lagu di manca negara. Dan kalau anda penggemar musik Queen, yang ngetop di era tahun 70 hingga awal tahun 90-an, pastinya juga mengetahui tembang-tembang seperti Bohemian Rhapsody, Somebody to Love dan Crazy Little Thing Called Love.

Tembang-tembang yang saya sebutkan di atas merupakan sebagian dari Greatest hits Queen yang lyricnya diciptakan oleh Freddy Mercury, sang vokalis. Nama Freddy Mercury seolah melekat dengan keberadaan Queen, sehingga ketika vokalis tersebut meninggal dunia pada tanggal 24 Nopember 1991 akibat penyakit AIDS, aktifitas Queen langsung surut. Meski Queen terkadang masih tampil, dengan vokalis pengganti, namun sifatnya hanya nostalgia antara personil Queen tersisa yaitu Brian May, Roger Taylor dan John Deacon. Tidak ada lagi roh Queen seperti saat mendiang Freddy Mercury, dengan lengkingan suaranya yang khas, membawakan berbagai tembang Queen.

Ingatan terhadap Freddy Mercury kembali muncul ketika saya ditugaskan oleh kantor untuk menghadiri pertemuan sosialisasi di Jenewa, Swiss. Pada akhir pertemuan, panitia memfasilitasi kunjungan singkat ke Montreux, suatu kota kecil berpenduduk sekitar 23 ribu jiwa dan terletak di tepi danau Jenewa. Di kota ini, berdiri tegak patung Freddy Mercury menghadap danau Jenewa dan menjadi salah satu icon wisata kota Montreux. Selain membuat patung, pemerintah kota Montreux, sejak tahun 2003, setiap September menyelenggarakan Freddie Mercury's Montreux Memorial Day.

Dibawah patung itu sendiri terdapat prasasti kuningan yang memuat penjelasan singkat mengenai Freddy Mercury sebagai berikut:

Freddy Mercury
Lover of Lives – Singer of Songs
1946-1991

Born Farrokh Bulsara on the East African Islands of Zanzibar. Freddy Mercury become of the world’s greatest rock music performers. His career as lead singer of the band Queen spanned twenty years and together they sold over 150 million album worldwide.

Inovator, showman, musician extraordinaire, he left a compelling legacy and had enourmous influence on the next generation of rock performers.

Queen acquired the Lakeside Mountain Recording Studios in 1976 and Freddie’s strong links with the town continued until his death. He appreciated the kindness and dicretion of the townspeople and Montreux become a haven for him, his second home and the setting for his final work.

Dari prasasti tersebut, jelas terdapat hubungan erat antara Freedy Mercury dan personil lainnya dengan kota Montreux. Montreux merupakan kota yang sangat nyaman untuk menuangkan inspirasi kedalam bentuk lagu dan merekamnya di Mountain Studios miliknya. Sebagai wujud terima kasih, yayasan Queen membangun patung Freddy Mercury, sekaligus mengabadikan keberadaan Freddy Mercury di Montreux. Seandainya Freddy Mercury dapat menyaksikan di alam sana, tentunya ia akan merasa sangat bergembira. Keinginan untuk menjadikan Montreux sebagai rumah keduanya terkabul. Ia dapat sepuasnya menatap keheningan danau Jenewa sambil teriak menembangkan lagu berikut:

I want to break free
I want to break free
I want to break free from your lies
You're so self-satisfied I don't need you
I've got to break free
God knows, God knows I want to break free