14.4.11

Stasiun Kranji Terendam

Tampaknya tidak perlu hujan berjam-jam untuk sekedar merendam halaman Stasiun Kranji dan menjadikannya sebuah genangan lebar. Lihat saja foto pada postingan ini, berkat hujan setengah jam saja, seluruh halaman stasiun terendam melebihi mata kaki orang dewasa. Saya mesti melepas sepatu dan menggulung celana panjang selutut agar bisa menuju jalan raya.

Ach … kalau saja sistim pembuangan air berjalan baik dan halaman stasiun kereta dipergunakan untuk peruntukan yang semestinya, saya yakin air tidak akan mengendon atau kos di tempat tersebut.

Ach … kalau saja sistim pembuangan air berjalan baik dan halaman stasiun kereta dipergunakan untuk peruntukan yang semestinya, saya yakin air tidak akan mengendon atau kos di tempat tersebut.

Saya perhatikan, tidak ada saluran pembuangan di halaman stasiun. Kalaupun ada saluran air, mungkin tertutup sampah atau tidak berfungsi. Halaman stasiun pun tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Halaman yang harusnya untuk parkir kendaraan bermotor, malah digunakan para pedagang K5 untuk berjualan dengan mendirikan tenda/bangunan darurat. Akibatnya, halaman parkir berubah fungsi sebagai pasar.

Melihat kejadian ini saya akhirnya ikutan bersalah karena jadi menuduh banyak pihak tidak mampu melaksanakan tugasnya (meski tuduhan tersebut hanya di dalam hati). Saya menuduh Pemerintah Kota, khususnya dinas-dinas terkait seperti dinas kebersihan, lingkungan atau tata kota, tidak peduli dengan kebersihan dan pengawasan peruntukkan halaman stasiun. Padahal sebagai penerima Piala Adipura 2010, mestinya tidak ada cerita halaman stasiun Kranji terendam hanya karena saluran air tidak berfungsi.

Saya pun jadi menuduh PT KAI yang tidak becus mengelola halaman parkirnya dengan menjadikannya sebagai pasar dadakan. Saya juga jadi menduga-duga mengenai adanya konspirasi (maaf pilihan katanya sengaja dilebaikan) antar berbagai pihak untuk “menduitkan” halaman parkir sebagai lapak tempat berjualan pedagang K5.

Selanjutnya, saya juga merasa bersalah karena sekecil apapun ikut mempersalahkan pedagang K5 yang berjualan di tempat yang bukan semestinya.

Akhirnya, ketika memposting tulisan ini pun saya merasa bersalah karena secara tidak langsung mengajak anda pembaca menyalahkan mereka-mereka yang saya sebutkan di atas.

Jadi agar saya dan (mungkin) anda tidak merasa bersalah berkepanjangan, maka mestinya pihak Pemerintah Kota bisa memainkan perannya dengan jauh lebih baik sesusai tugas pokoknya masing-masing. Kerjakan apa yang mesti dilakukan. Tidak perlu diprotes terlebih dahulu oleh masyarakat. PT KAI juga semestinya lebih baik lagi dalam mengelola aset-asetnya. Kalau urusannya kereta, ya jangan ikut-ikutan bikin pasar dadakan. Sementara kepada pedagang K5 semoga maju usahanya dengan berdagang di tempat yang semestinya.

Bekasi, 12 April 2011

No comments: