18.12.10

Dari Semi Final Piala AFF 2010

Waktu menunjukkan sekitar pukul 18.30 wib ketika akhirnya saya dan temen-temen kantor (Bona, Didit dan Iman serta adiknya Bona) memasuki Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lewat pintu V.

Meski kedatangan kami tidak terlambat, namun waktu kedatangan terlalu mepet karena pertandingan akan dimulai pukul 19.00 wib. Benar saja, setiba di dalam stadion tampak semua kursi telah dipadati penonton yang telah masuk stadion paling tidak satu jam sebelumnya. Dengan penonton yang sedemikian banyaknya, sepertinya tidak ada lagi tempat tersisa. Namun ibarat menyelipkan pakaian di dalam koper yang sudah penuh, selalu saja ada tempat tersisa yang bisa digunakan untuk menyelipkan sesuatu. Akhirnya setelah menyelinap di antara penonton, kami pun mendapat tempat di bagian belakang tribun kelas I timur (Hal ini berbeda dengan saat menonton pertandingan Indonesia-Malaysia, meski di nonton dari Kelas III di Tribun atas tapi masih dapat tempat agak ke tengah).

Tepat pukul 19.00 wib, kedua tim memasuki lapangan hijau. Sambutan membahana dari para penonton membuat Stadion GBK seolah bergetar. Acara kemudian dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara. Ketika“Indonesia Raya” diperdengarkan, tanpa dikomando para penonton pun menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama. Bendera merah putih raksasa pun diperlihatkan dari kursi penonton yang duduk di belakang gawang.

Menyanyikan lagu kebangsaan

Bagi saya, momen menyanyikan lagu kebangsaan memiliki nuansa tersendiri yang berbeda dengan saat menyanyikan lagu tersebut di upacara resmi atau acara lainnya. Jika pada upacara resmi para peserta upacara menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh keteraturan dibawah arahan seorang dirigen, di stadion, saya dan sekitar 70 ribu penonton lainnya (termasuk Presiden RI yang duduk di tribun VVIP Barat) bisa menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh semangat, bebas dan penuh kebanggaan sebagai seorang Warga Negara Indonesia. Suatu perasaan yang tidak didapatkan ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya saat Pesta Blogger 2010 yang terkesan sangat hambar.

Usai kedua lagu kebangsaan diperdengarkan, kick off pun segera dilakukan. Seperti beberapa pertandingan sebelumnya, Indonesia memilih tiang gawang di sisi timur. Indonesia langsung menggebrak dan berinisiatif melakukan serangan-serangan. Penonton semakin bersemangat memberikan dukungan lewat yel-yel dan teriakan yang tidak putus-putus serta diikuti bunyi genderang dari penonton yang duduk di tribun timur.

“Indoooooonesia … dung dung (kalau ini bunyi genderang)… Indooooonesia dung dung” begitu suara penonton dan genderang membahana di stadion GBK. Lain waktu para penonton serempak menyanyikan lagu dari group Netral yang berjudul Garuda di Dadaku, khususnya di bagian refrain yang mencuplik nada lagu Apuse Kokon Dao “Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang …”. O ya selain menyanyikan lagu-lagu yang menyemangati kesebelasan Indonesia, para penonton pun tidak lupa meneriakkan yel-yel agar Nurdin Halid sang Ketua PSSI mundur dari jabatannya “Nurdin … Mundur … Nurdin … Mundur”.

Penonton ber-Mexican Wave

Selanjutnya, sebagai variasi, para penonton pun berkali-kali memperagakan gerakan Mexican Wave (gerakan bergelombang yang tidak terputus dengan melibatkan seluruh penonton di stadion). Ada kejadian menarik, ketika suatu saat aksi Mexican Wave dilakukan, tiba-tiba gelombang tersebut terputus tepat di tribun VVIP Barat dimana Presiden dan rombongan menonton. Para penonton yang duduk di bangku tersebut, mungkin karena takut sama presiden atau jaga image tidak ada yang berdiri. Tindakan yang tidak diharapkan ini kontan memunculkan teriakan dari para penonton “Huuuuuuuuuuu … Huuuuuuuu”. Hehehe emang enak diteriakin rame-rame.

Suasana babak kedua, Indonesia mengepung gawang Filipina

Wah tidak terasa waktu 2X45 menit cepat berlalu, suara pun sudah serak karena berteriak terus menerus. Tapi malam itu saya rasanya sangat puas bisa memberikan dukungan kepada kesebelasan Indonesia secara langsung di stadion. Dan juga yang tidak kalah menyenangkan, Kesebelasan Indonesia malam itu berhasil menaklukkan Filipina dengan skor 1-0. Meski belum menjamin langkah Indonesia ke final, namun kemenangan tersebut sangat berarti sebagai modal menghadapi Filipina pada hari Minggu 19 Desember 2010. Semoga besok, Indonesia bisa kembali menaklukkan Filipina.

Sebagai penutup saya ingin menunjukkan beberapa foto (narsis) yang berhasil diabadikan. Biarlah foto-foto tersebut yang berbicara, bukankah ada yang mengatakan gambar itu lebih dari seribu kata-kata.

Pendukung Bambang Pamungkas
Kaos Blogger Bekasi ternyata warnya mirip dengan kaos kedua Timnas Indonesia
Jempol untuk Timnas Indonesia
Narsis rame-rame

Narsis sendirian di hotel Sultan usai pertandingan

No comments: