28.9.10

AS Dipermalukan Bendera Filipina Terbalik

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ASEAN-AS telah berlangsung pada tanggal 24 September 2010 di New York. Pertemuan dipimpin bersama oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Viet Nam Nguyen Minh Triet selaku Ketua ASEAN 2010 serta dihadiri oleh seluruh Kepala Negara / Pemerintahan negara anggota ASEAN (Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Boediono).

Secara keseluruhan pertemuan telah berlangsung dengan baik dan lancar serta menghasilkan suatu komitmen bersama untuk meningkatkan dan memperluas kerjasama di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan dan kerjasama teknis.



Namun meski berlangsung sukses, ternyata pertemuan tersebut juga memunculkan suatu insiden yang memalukan dimana bendera salah satu negara ASEAN yaitu Filipina dipasang secara terbalik. Suatu insiden yang pada awalnya tidak disadari oleh para peserta pertemuan dan bahkan juga wartawan yang meliput kegiatan tersebut. Tidak mengherankan jika kemudian tidak ada pemberitaan di media massa cetak dan elektronik menyangkut kesalahan pemasangan bendera Filipina tersebut.

Banyak orang yang baru menyadari terjadinya kekeliruan dan kemudian menjadi pemberitaan ketika foto dan video KTT ke-2 ASEAN – AS muncul di internet. Dalam foto yang menampilkan Presiden Obama yang diapit Presiden Viet Nam Nguyen Minh Triet disebelah kanan dan Presiden Filipina Benigno Aquiono di sebelah kiri, tampak jelas bendera Filipina terpasang terbalik. Bendera Filipina yang memiliki warna biru di bagian atas dan merah dibawah, dipasang dengan bagian merah di atas dan biru dibawah.



Kejadian ini tentu saja amat disayangkan mengingat persiapan pertemuan telah dilakukan sejak lama, bukan saja masalah substansi pertemuan tetapi juga aspek protokolernya. Ironisnya, kejadian tersebut justru terjadi ketika Filipina menjabat sebagai Koordinator hubungan ASEAN-AS (itulah sebabnya Presiden Aquiono duduk di sebelah kiri Obama).



Dalam suatu pertemuan internasional, apalagi pada tingkatan kepala negara, kekeliruan dan ketidakcermatan protokoler tentu saja memalukan. Hal ini memperlihatkan kurangnya pemahaman petugas protokol AS terhadap bendera negara-negara ASEAN dan juga kecerobohan petugas protokol Pemerintah Filipina yang tidak ikut melakukan cek dan recek hingga saat akhir.



Menanggapi hal ini, Pemerintah AS dalam pernyataan pers dan kicauan di twitter yang disampaikan juru bicara Kedubes AS di Manila, Rebecca Thompson mengakui kekeliruan yang telah terjadi dan pihaknya meminta maaf mengenai hal tersebut. Pemerintah AS pun telah meminta Kemlunya untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan dan memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terulang lagi.



Tanpa berkepanjangan, permohonan maaf Pemerintah AS tersebut diterima oleh Filipina karena menyadari bahwa kekeliruan tersebut terjadi tanpa kesengajaan. Menurut Presiden Aquiono “tidak ada manusia yang sempurna, cepat atau lambat ia akan membuat kesalahan”. Presiden Aquiono juga mengakui bahwa ketika memasuki ruangan ia sebenarnya menyadari telah terjadi kekeliruan pemasangan bendera negaranya, tapi karena waktu yang terbatas dan pertemuan akan berlangsung, maka tidak ada waktu untuk memperbaikinya.



Ya nasi memang sudah menjadi bubur dan semoga menjadi pembelajaran bagi para petugas protokol dimanapun agar lebih berhati-hati dan bersikap lebih teliti dalam menjalankan tugasnya. Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.


1 comment:

indobrad said...

bendera adalah sesuatu yang sakral bagi negara; warna dan simbol memiliki makna yang dalam. insiden ini, meski tidak sengaja, tentu sangat disayangkan :)