Jangan mengaku gila bola jika tidak mengenal Maradona. Di ajang Piala Dunia namanya sangat cemerlang, bukan saja karena pernah mengantarkan negerinya sebagai juara dunia 1986 tetapi juga permainannya yang mengesankan dan layak dikenang.
Di Piala Dunia 2010 ini, Maradona kembali muncul. Tentu saja bukan sebagai pemain, namun sebagai pelatih. Diragukan kemampuannya saat melatih Argentina di babak penyisihan zona Amerika Latin (harus bertanding hingga partai terakhir untuk memastikan timnya lolos ke Afrika Selatan), di babak penyisihan group justru Argentina meraih poin sempurna 9, hasil dari 3 kali kemenangan beruntun.
Dengan prestasi sebagai pemain yang mencorong dan sekarang sebagai pelatih tentu saja menimbulkan kekaguman bagi banyak orang, khususnya orang-orang Argentina. Kekaguman tersebut antara lain bisa ditunjukkan dengan memasang poster tokoh yang dikaguminya atau menuliskan kata-kata sanjungan. Dalam konteks ini, apakah penulisan “Maradona, Sekilas Pandang Pelepas Rindu” di bokong truk dapat dikatakan sebagai bentuk kekaguman tersebut?
Saya kok tidak yakin kalau Maradona merupakan orang yang tepat untuk dipandang sebagai imajinasi pelepas rindu para sopir truk di Indonesia. Dari segi fisik tidak ada yang menarik, tidak terlalu tinggi dan bertubuh tambun. Sehingga tidak mengherankan jika ada yang menjulukinya sebagai si boncel (bhkan ketika masih aktif sebagai pemain). Dengan fisik seperti itu, kaum hawa pasti lebih senang memandang Christiano Ronaldo dan menjadikannya sebagai pelepas rindu dalam mimpinya.
Lalu kenapa nama Maradona tetap muncul di bokong truk? Karena saya tidak dapat menemui sopir truk tersebut, maka saya tidak tahu jawabannya yang pasti. Namun saya akan mencoba menjawab dengan menduga-duga. Dugaan saya telah terjadi kekeliruan penyebutan nama, mestinya bukan Maradona tapi Madona.
Ada dua asumsi yang dijadikan dasar untuk membuat dugaan tersebut: Pertama, meski ketika muda Maradona dikenal banyak memiliki pacar dan memiliki anak di luar nikah, tapi hal tersebut tidak cukup untuk dijadian sebagai pembenaran bahwa Maradona merupakan tokoh yang layak dijadikan sebagai pelepas rindu. Kedua, mengingat bahwa sopir truk adalah pekerjaan pria, maka lebih logis jika si sopir truk memasang gambar wanita atau kata-kata yang terkait wanita di bokong truk seperti “Kutunggu Jandamu atau janda 1/3 dis”.
Dengan asumsi-asumsi di atas, nama Madona jelas lebih pas ditulis di bokong truk dibanding Maradona. Meski sudah tidak lagi remaja, Madona jelas masih berpenampilan sexy. Dengan keseksiannya tersebut tentu saja Madona lebih layak dipandang dan dijadikan pelepas rindu bagi para sopir truk yang mesti mengendarai kendaraannya hingga ribuan kilometer. Bagaimana menurut anda? Apakah anda punya pendapat lain?
Di Piala Dunia 2010 ini, Maradona kembali muncul. Tentu saja bukan sebagai pemain, namun sebagai pelatih. Diragukan kemampuannya saat melatih Argentina di babak penyisihan zona Amerika Latin (harus bertanding hingga partai terakhir untuk memastikan timnya lolos ke Afrika Selatan), di babak penyisihan group justru Argentina meraih poin sempurna 9, hasil dari 3 kali kemenangan beruntun.
Dengan prestasi sebagai pemain yang mencorong dan sekarang sebagai pelatih tentu saja menimbulkan kekaguman bagi banyak orang, khususnya orang-orang Argentina. Kekaguman tersebut antara lain bisa ditunjukkan dengan memasang poster tokoh yang dikaguminya atau menuliskan kata-kata sanjungan. Dalam konteks ini, apakah penulisan “Maradona, Sekilas Pandang Pelepas Rindu” di bokong truk dapat dikatakan sebagai bentuk kekaguman tersebut?
Saya kok tidak yakin kalau Maradona merupakan orang yang tepat untuk dipandang sebagai imajinasi pelepas rindu para sopir truk di Indonesia. Dari segi fisik tidak ada yang menarik, tidak terlalu tinggi dan bertubuh tambun. Sehingga tidak mengherankan jika ada yang menjulukinya sebagai si boncel (bhkan ketika masih aktif sebagai pemain). Dengan fisik seperti itu, kaum hawa pasti lebih senang memandang Christiano Ronaldo dan menjadikannya sebagai pelepas rindu dalam mimpinya.
Lalu kenapa nama Maradona tetap muncul di bokong truk? Karena saya tidak dapat menemui sopir truk tersebut, maka saya tidak tahu jawabannya yang pasti. Namun saya akan mencoba menjawab dengan menduga-duga. Dugaan saya telah terjadi kekeliruan penyebutan nama, mestinya bukan Maradona tapi Madona.
Ada dua asumsi yang dijadikan dasar untuk membuat dugaan tersebut: Pertama, meski ketika muda Maradona dikenal banyak memiliki pacar dan memiliki anak di luar nikah, tapi hal tersebut tidak cukup untuk dijadian sebagai pembenaran bahwa Maradona merupakan tokoh yang layak dijadikan sebagai pelepas rindu. Kedua, mengingat bahwa sopir truk adalah pekerjaan pria, maka lebih logis jika si sopir truk memasang gambar wanita atau kata-kata yang terkait wanita di bokong truk seperti “Kutunggu Jandamu atau janda 1/3 dis”.
Dengan asumsi-asumsi di atas, nama Madona jelas lebih pas ditulis di bokong truk dibanding Maradona. Meski sudah tidak lagi remaja, Madona jelas masih berpenampilan sexy. Dengan keseksiannya tersebut tentu saja Madona lebih layak dipandang dan dijadikan pelepas rindu bagi para sopir truk yang mesti mengendarai kendaraannya hingga ribuan kilometer. Bagaimana menurut anda? Apakah anda punya pendapat lain?
No comments:
Post a Comment