23.7.09

Presiden Melarang Bergurau

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Untuk tertawa, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan bergurau. Namun meskipun bergurau itu bisa membuat orang tertawa, bukan berarti setiap orang dapat menerima suatu gurauan. Sebagai contoh, ketika anda sedang sakit gigi dan orang-orang di sekeliling anda terus menerus bergurau, bisa jadi anda bukannya ikutan senang justru kesal setengah mati. Gurauan atau lelucon pun akan mengesalkan anda jika ternyata gurauan tersebut justru dimaksudkan untuk mempermalukan diri anda sendiri.

Adalah Presiden Pakistan Asif Ali Zardari yang saat ini sedang kesal dengan gurauan-gurauan atau lelucon yang masuk ke email kantor Kepresidenan. Setidaknya ada tiga buah gurauan yang dipandang mempermalukan Presiden Zardari yaitu pertama mengenai permintan sumbangan untuk menebus dirinya yang disandera teroris; Kedua, penerbitan perangko bergambar Presiden Pakistan; dan ketiga, perampokan.

Pada lelucon pertama diceritakan bahwa teroris telah berhasil menculik Zardari dan menuntut tebusan 5 juta dollar AS atau sang Presiden akan dibakar dengan menyiramkan bensin ke tubuhnya. Untuk itu masyarakat diminta menyumbangkan apa yang bisa disumbangkan. Menanggapi hal tersebut, si pembuat lelucon menyampaikan bahwa dirinya telah menyumbangkan 5 liter bensin.

Pada lelucon kedua dikisahkan Pemerintah Pakistan bermaksud menerbitkan perangko bergambar Presiden Zardari. Tetapi masyarakat Pakistan menjadi bingung karena susah membedakan bagian sebelah mana yang harus ditempelkan ke amplop.

Adapun di lelucon ketiga, seorang perampok membatalkan ancamannya setelah mengetahui yang dirampok ternyata Presiden Zardari. Semula si perampok mengancam mengambil semua uang yang ada di korban, tapi akhirnya si perampok cukup puas jika bisa memperoleh kembali duitnya sendiri (yang dulunya diambil oleh Zardari).

Meski cuma sekedar gurauan, Pemerintah Pakistan mjenganggap bahwa ketiga gurauan di atas telah menyerang dan mempermalukan pribadi Presiden Zardari sebagai seorang pemimpin sipil yang dipilih mayoritas anggota Parlemen Pakistan. Karenanya Pemerintah Pakistan kemudian melarang beredarnya gurauan tersebut, baik lewat email, sms ataupun blog. Menurut Mendagri Pakistan Rahman Malik, para pelanggar larangan tersebut dapat dikenakan ketentuan dalam Cyber Crimes Act, dengan ancaman hukuman 14 tahun penjara.

Larangan ini tentu saja memunculkan polemik di masyarakat. Pihak oposisi menganggap tidak ada yang salah dengan lelucon tersebut karena mencerminkan realita yang sesungguhnya.

Ya sebelum dilantik terpilih menjadi Presiden ke-11 Pakistan pada September 2008, Zardari lebih dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan dikenal sebagai Mr. 10 per cent. Sebutan yang dikaitkan dengan tindakannya untuk mengutip persentase sebesar 10% dari proyek pemerintah saat istrinya, Alm. Benazir Bhutto, menjabat sebagai PM Pakistan. Selain itu, dalam masa pemerintahannya sekarang ini pun ia dipandang lambat dalam menuntaskan suatu permasalahan sehingga menjadi bulan-bulanan lawan politiknya.

Sejauh mana kontroversi larangan peredaran ketiga gurauan di atas akan berlangsung, tampaknya akan sangat tergantung pada sejauh mana Presiden Zardari dapat mengendalikan situasi politik dan keamanan di dalam negeri yang tampaknya terus memanas dari waktu ke waktu.

Berikut adalah teks asli gurauan yang dilarang oleh Pemerintah Pakistan:

Terrorists have kidnapped our beloved Zardari and are demanding $5,000,000 or they will burn him with petrol. Please donate what you can. I have donated five litres."


To commemorate the ascension to the Presidency, Pakistan Post has officially launched a new stamp. But the people of Pakistan are confused which side on the stamp to spit on.


Robber: "Give me all your money!"
Zardari: "Don't you know who I am? I am Asif Ali Zardari."
Robber: "OK. Give me all my money"





3 comments:

amethys said...

hello mas Aris...kadang orang dari Asia memang sangat sensitif yah? contoh soal presiden pakistan itu...hehehehe ...gimana yah klo presiden pakistan dijadikan lap bokong kaya G W.Bush?

hehehehe pasti tambah gerah lagi

eh mas aris dimana sekarang? ditempatkan di Vancouver BC ga?

Aris Heru Utomo said...

Hallo mbak Wiedha apa kabar ? Saya sekarang di Jakarta nich ... pengen sich suatu saat ditempatkan di vancouver ... doain aja mbak

Anonymous said...

Terima kasih untuk blog yang menarik