29.10.07

Ketika Waktu Mundur 1 Jam

Mulai tanggal 28 Oktober 2007 kemarin, jam penanda waktu di kawasan Eropa secara resmi diperlambat satu jam. Dengan perubahan ini, waktu yang tadinya menunjukkan jam 6 pagi, maka dengan waktu yang baru menjadi jam 5 pagi. Dengan perubahan ini pula perbedaan waktu dengan Waktu Indonesia Barat yang tadinya 5 jam, mulai tanggal 28 Oktober 2007 menjadi 6 jam. Perubahan atau pergeseran waktu ini lazimnya dikenal dengan Daylight Saving Time.

Sesuai namanya, perubahan waktu tersebut dilakukan sejalan dengan berkurangnya waktu siang hari ketika memasuki musim dingin. Jika di musim panas, waktu siang hari jauh lebih panjang dibandingkan malam hari (bisa mencapai 16 jam), maka di musim dingin matahari bersinar paling lama 10 jam saja. Hal ini bisa terjadi karena negara-negara Eropa secara geografis berada disebelah utara khatulistiwa, dimana sinar matahari menyinari kawasan ini secara tidak merata setiap hari sepanjang tahunnya. Hal ini berbeda dengan negara-negara yang berada di khatulistiwa seperti Indonesia yang dapat menerima pancaran sinar matahari secara merata selama 12 jam setiap harinya sepanjang tahun.

Untuk menyesuaikan dengan perubahan cuaca tersebut, maka para ahli “penanda waktu” di Eropa dan Amerika (yang juga mengalami masalah yang sama) menyepakati untuk melakukan perubahan jam sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu saat memasuki musim panas dan ketika memasuki musim dingin. Menjelang musim panas atau tepatnya saat musim semi tiba (setiap hari Minggu terakhir Maret), jam penanda waktu dilambatkan 1 jam. Sebaliknya ketika memasuki musim dingin (setiap hari Minggu terakhir Oktober), jam penanda waktu dimajukan lebih cepat 1 jam.

Dengan perubahan waktu ini, orang Eropa memiliki waktu tidur 1 jam lebih panjang karena matahari belum terbit pada jam 6 pagi waktu yang lama. Akibatnya kegiatan siang hari pun berkurang dan karenanya pula bisa menghemat penggunaan energi (listrik) dalam beraktifitas.

Ketika pertama kali mengalami perubahan waktu ini, saya tidak begitu menyadari pelambatan waktu yang terjadi. Akibatnya terjadi kekagokan dalam melaksanakan aktifitas. Contohnya ketika mengantarkan anak-anak ke sekolah, kami tiba paling awal sekali. Sekolah masih sepi dan penjaga sekolah baru mulai membuka pintu gerbang. Di pabrik, saya menjadi orang yang pertama dan paling pagi tiba. Tentu saja suasana kantor masih sepi dan hanya ada petugas piket saja. Rekan-rekan sepabrik dan boss gede, baru muncul di kantor paling cepat 1 jam kemudian.

Mengikuti perubahan waktu, jadwal sholat pun otomatis mengalami perubahan. Misalnya saja ketika musim panas, pelaksanaan sholat jumat berjamaah di Kedutaan dilakukan jam 14.00-14.30, maka di musim dingin menjadi jam 13.00-13.30. Kembali, karena tidak menyadari perubahan yang terjadi, ketika saya tiba jam 14.00, kegiatan sholat Jumat berjamaah justru baru saja usai dan sebagian petugas sedang melipat karpet yang dipergunakan.

Akibat lainnya adalah ketika menerima telepon dari teman dan mitra kerja di Jakarta. Mengira perbedaan waktu Jakarta-Brussel adalah 5 jam, umumnya mereka menelpon jam 2 siang waktu Jakarta. Harapannya di Brussel sudah jam 9 pagi dan saya sudah tiba di pabrik. Padahal dengan pelambatan waktu 1 jam, di Brussel justru masih jam 8 pagi dan pada saat-saat itu saya masih beredar mengantarkan anak-anak ke sekolah. Jadi mohon maaf saja kalau saat rekan-rekan menelpon pada jam-jam tersebut, kemudian merasa terganggu dengan suara anak-anak. Karena suara tersebut jika bukan suara anak saya, yach suara teman anak saya di sekolah.

Sebelum menutup postingan ini (hehehe kayak pidato aja), saya ingin mengingatkan rekan-rekan dan anda yang kebetulan membaca postingan ini agar kiranya memperhatikan perubahan waktu ini. Jangan sampai ketika anda ingin menghubungi rekan atau sanak saudara di Eropa, baik melalui telepon atau chat messenger, ternyata mereka masih tidur, sedang sarapan pagi atau sibuk mempersiapkan diri ke tempat kerja atau mengantar anak sekolah.



5 comments:

Iman Brotoseno said...

Bagaimana kalau di terapkan di Indonesia ? sudah ada "jam karet " dimundurin lagi pula..he he
btw silahkan pasang klipnya , boleh kok

icHaaWe said...

di Mesir sini juga gitu kok... ada waktu winter dan summer nya ... sama kyk di eropa

Anonymous said...

huehehe...lucu juga ya? saya baru denger kalo waktu bisa dimundurin atau dimajuin lhoh. di indonesia gak pernah ada, soalnya :D

Anonymous said...

pernah tuh kejadian nelpon temen di NL, eh..baru bangun tidur(mbangunin malah :D ) baru tahu klo jam nya mundur

Anonymous said...

Walah... kalau usia ada yang bisa di mundurkan gak ya?? :-)