29.12.06

Paradoks Informasi Saat Jaringan Internet Lumpuh

Masyarakat pengguna internet, kalangan perbankan, pasar keuangan ataupun dunia usaha di kawasan Asia pada hari Rabu (27/12/12) dikejutkan dengan kenyataan bahwa mereka sulit mengakses jaringan internet, membuka email ataupun melakukan hubungan telepon internasional. Setelah hilang rasa kagetnya barulah diketahui bahwa kesulitan tersebut disebabkan oleh kerusakan sebagian backbone jaringan komunikasi internasional bawah laut akibat gempa berkekuatan 7.1 skala richter yang terjadi di kawasan pantai selatan Taiwan pada hari Selasa pukul 12.26 GMT.

Meski kerusakan yang terjadi tidak memutuskan sama sekali hubungan komunikasi, namun kerusakan setidaknya pada 6 backbone jaringan komunikasi bawah laut yang melintas dibawah perairan dekat Taiwan, telah melumpuhkan sebagian besar aktifitas terkait. Terjadi kelambatan ataupun komunikasi yang terputus-putus yang mengganggu transaksi keuangan dan berbagai kegiatan online lainnya. Kegiatan-kegiatan yang sangat tergantung dengan penggunaan teknologi informasi seperti transaksi pasar keuangan, agen perjalanan ataupun pencarian data dan informasi di dunia maya langsung mengalami kelumpuhan.

Blogsphere Indonesia yang biasanya ramai dan hiruk pikuk, langsung senyap seperti Jakarta saat lebaran yang sepi ditinggalkan penduduknya. Beberapa blogger yang berhasil ngeblog kemudian menyatakan keluh kesahnya dan bahkan dengan mengutip pendapat Dirjen Postel yang mengimbau pengguna internet di Indonesia untuk berpuasa menggunakan koneksi internet internasional, ada yang menyarankan internet addict untuk berlibur keluar kota sejenak sambil menunggu pulihnya jaringan internet.

Saya sendiri, seperti umumnya masyarakat awam lainnya, pada awalnya juga tidak mengira jika kelambatan akses internet dari kantor ataupun dari rumah disebabkan gangguan pada jaringan komunikasi di perairan Taiwan. Kebetulan dalam beberapa hari terakhir ini, reuter jaringan di kantor lagi ngadat sementara reuter pengganti yang dibutuhkan belum tiba, akibatnya akses ke internet jadi lelet dan sering down. Sementara PC di rumah sering hang akibat kepenuhan unduhan game, lagu-lagu dan gambar-gambar yang dilakukan oleh kedua anak saya.

Syukur jaringan di kantor sekarang sudah diganti reuternya dan PC di rumah sudah dibersihkan dari file-file yang tidak perlu dan bikin hang, sehingga saya bisa bersilancar kembali dengan nyaman. Apalagi akses internet ditempat saya tinggal saat ini memang tidak terpengaruh dengan gempa di Taiwan, pengecualian tentu saja ada jika saya mengakses situs-situs website di Indonesia dan di beberapa kawasan Asia lainnya. Dari pantauan sekilas, akses ke media massa elektronik seperti Kompas dan Detik masih lambat dan sulit dibuka.

Dari laporan media massa, diketahui bahwa upaya-upaya perbaikan masih terus dilakukan dan diharapkan pulih dalam waktu dekat. Saya juga baca bahwa dalam upaya mengatasi dampak kerusakan jaringan komunikasi internal, operator telekomunikasi di Indonesia telah melakukan pengalihan koneksi jaringan komunikasi melalui satelit. Namun hal tersebut tentu saja belum cukup mengingat keterbatasan kapasitas satelit dan kemungkinan terjadinya bottleneck.

Hikmah dari semua ini adalah bahwa di era digital dewasa ini, dimana perubahan terjadi sedemikian cepatnya, ternyata berbagai inovasi sangat diperlukan dan merupakan kebutuhan. Perubahan yang sedemikian cepat tampak dari perangkat komunikasi yang dipergunakan umat manusia dewasa ini, mulai dari telepon bergerak, internet, surat elektronik hingga instant messaging yang mengkombinasikan perangkat komputer dan telepon. Semua itu dibutuhkan untuk mengakomodasikan kebutuhan umat manusia akan komunikasi yang cepat dan tepat serta upaya memperoleh informasi yang melimpah di jagad digital. Paradoks informasi telah mendorong sebagian umat manusia untuk selalu bergerak cepat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah.

Paradoks informasi seolah telah menjadi suatu kata kunci dalam pengembangan teknologi informasi, dimana informasi yang berlimpah perlu didukung sarana atau jaringan komunikasi yang memadai. Tanpa itu, seberapa pun banyaknya informasi yang ada di sekeliling, tidak mungkin kita dapat memperolehnya. Sementara umat manusia dewasa ini akan mengalami kesulitan untuk mundur ke masa lalu dalam memperoleh informasi secara manual, misalnya saja dengan nongkrong berjam-jam di perpustakaan atau mendatangi sumber informasi satu per satu. Karenanya pula bencana gempa di Taiwan mestinya dapat lebih mengingatkan umat manusia untuk terus berinovasi, termasuk dalam membangun jaringan komunikasi yang lebih reliable. Jangan sampai tsunami digital yang terjadi saat ini berulang kembali dengan cerita yang sama dimasa depan.

Catatan: untuk melihat peta bawah laut yang lebih jelas dan keterangan terkait lainnya silahkan klik Global Submarine Cable Map.

No comments: