Perburuan gelar juara Liga Primer Inggris memang masih jauh, masih menyisahkan 18 partai lagi. Tapi gelar paruh musim kompetisi sudah pasti menjadi milik si setan merah alias Manchester United (MU). Mengantongi poin 50 dari 20 pertandingan, MU memimpin 4 poin dari seteru terberatnya, the blues Chelsea. Bertanding saat boxing day melawan Wigan Athletic, MU menjungkirkan tamunya dengan skor 3-1 berkat dua gol dari Cristiano Ronaldo dan Ole Gunnar Solskjaer. Sementara di hari yang sama, langkah Chelsea tertahan oleh Reading. Meski striker andalan Chelsea, Didier Drogba, kembali bermain gemilang dan membobol gawang Reading, namun sebuah gol dari striker Reading, L.Lita dan gol bunuh diri Michel Eissien menjadikan skor akhir imbang 2-2.
Keunggulan ini tampaknya akan menjadi modal berharga utuk terus mempertahankan keunggulan hingga akhir musim. Pengalaman musim lalu, dimana MU tertinggal jauh dari Chelsea dalam perburuan gelar juara, dijadikan pelajaran oleh Sir Alex Fregusson untuk menjadikan MU sebagai tim yang lebih siap pada musim ini. Terlebih dengan hanya satu dua pemain yang cedera, MU memiliki kombinasi pilihan pemain yang lebih lengkap di semua lini.
Di bawah mistar, Edwin Van Der Sar memperlihatkan ketangguhannya sebagai kiper dengan jumlah kemasukan paling sedikit (11 gol). Ketangguhan Van Der Sar juga memperlihatkan betapa tangguhnya barisan pertahanan MU yang antara lain terdiri dari Gary Neville (kapten), Rio Ferdinand, Patrick Evra, Nemanja Vidic, Gabriel Heinze, Mikael Silvestre dan Wes Brown. Sementara barisan penyerangnya, Louis Saha, Wayne Rooney dan Ole Gunnar Solskjaer, dengan didukung pemain-pemain tengahnya seperti Cristiano Ronaldo, Ryan Giggs, Paul Scholes, Michael Carrick, Daren Fletcher ataupun Park Ji-Sung, cukup tajam dalam menggedor barisan pertahanan lawan. Hal tersebut terlihat dari jumlah gol yang diceploskan sebanyak 44 gol atau 2,2 gol setiap pertandingan. Bahkan barisan depan MU akan semakin tajam dengan hadirnya Henrik Larson, sebagai pemain pinjaman selama tiga bulan dari Klub Helsenborg, Swedia. Ketajaman Larson sudah terbukti saat bermain di Glasgow Celtic dan Barcelona.
Sementara MU tampaknya lebih siap untuk merebut gelar juara, Chelsea justru semakin berada di bawah tekanan untuk mempertahankan gelar yang direbutnya selam dua musim berturut-turut. Beban Chelsea semakin berat mengingat dua kiper utamanya cedera, bahkan kiper utamanya Peter Cech masih dalam perawatan serius akibat bertubrukan saat bertanding melawang Reading. Pemain lain yang cedera adalah kapten tim John Terry. Andriy Schevchenko yang diharapkan tampil prima di barisan depan, hingga kini belum tampil maksimal. Bahkan meski dibayar mahal, permainan Schevchenko dinilai kurang cocok untuk Chelsea. Praktis Chelsea bermain dengan tim yang tidak banyak mengalami perubahan susunan. Padahal selain Liga Primer, Chelsea masih harus bermain di Liga Champion, Piala Liga dan Carling Cup.
Dengan dua kondisi di atas, jika MU konsisten di jalur kemenangan maka dapat dipastikan Chelsea akan gagal merebut hatrick, tiga kali juara berturut-turut. Tapi karena masih ada lima bulan sebelum kompetisi berakhir, segala sesuatu bisa terjadi. Apalagi dalam bola dikenal istilah kalau bola itu bundar. Jika tidak hati-hati dan waspada, MU bisa terlena dan terperosok pada saat-saat akhir, seperti saat Arsenal disodok MU dalam musim kompetisi 2003/2004, hanya beberapa pekan sebelum kompetsi berakhir. Tapi dengan pengalaman Sir Alex melatih MU selama 20 tahun, tampaknya MU tidak akan terlena dan puas dengan hanya merebut gelar tidak resmi, juara separuh musim. MU pun tampaknya memiliki nafas yang cukup kuat hingga akhir musim. Jadi tampaknya tidak akan ada lagu Terlena dari Ike Nurjanah atau Separuh nafasnya-nya Dewa. Bravo MU.
No comments:
Post a Comment