24.10.09

Mengintip Kunci Sukses Kompasiana

Ketika tulisan ini dibuat pesta ulang tahun pertama Kompasiana pasti baru saja selesai. Hiruk pikuk dan keakraban para Kompasianers (julukan bagi penulis dan penggemar Kompasiana) dalam jumpa darat tersebut juga baru saja berakhir. Sebentar lagi berbagai laporan dari kegiatan ulang tahun akan bermunculan di Kompasiana.

Saya sendiri sebenarnya ingin hadir dalam acara tersebut, namun karena ditugaskan kantor untuk ke Belanda sejak 19 Oktober lalu maka terpaksa saya membatalkan konfirmasi kehadiran pada acara yang sebenarnya sudah ditunggu beberapa waktu sebelumnya. Bagi saya,kehadiran dalam acara yang digelar Kompasiana sangat menyenangkan. Saya bisa bertemu dan bercengkerama dengan para Kompasianers yang selama ini sudah saling kenal, pada saat yang bersamaan bisa berkenalan dengan teman-teman Kompasianers baru.

Dalam pandangan saya, keakraban antar Kompasianers inilah yang menjadi salah satu kunci sukses keberhasilan Kompasiana di usianya yang pertama. Kesuksesan Kompasiana bukan disebabkan karena dilahirkan oleh Kompas. Pengalaman memperlihatkan, Kompas justru pernah gagal mempertahankan Kolom Kita (Koki) sebagai media jurnalisme warga.

Keakraban lah yang pada akhirnya membentuk suatu komunitas yang dinamis, yang menjaga cita-cita dan keinginan untuk menjadikan Kompasiana sebagai rumah sehat bersama. Tidak mengherankan ketika wajah Kompasiana mulai dikotori segelintir orang, berbagai reaksi muncul agar Kompasiana kembali membersihkan diri dan jangan merusak nama Kompas. Pun ketika Kompasiana dipandang mulai lebih banyak mengakomodir tulisan esek-sek (sehingga sempat muncul istilah Kompaseksiana), banyak yang mengingatkan agar Kompasiana tidak terjebak menjadi blog esek-esek.

Kunci kedua yang berperan penting dalam kesuksesan Kompasiana adalah adanya pihak yang secara serius mengurus Kompasiana sebagai blog keroyokan. Benar bahwa sebuah blog keroyokan memiliki keuntungan tersendiri dalam hal pengisian tulisan dimana banyak orang bisa memberikan kontribusinya. Tapi tanpa diurus sungguh-sungguh, tidakakan banyak penulis yang ingin ikut serta meyampaikan tulisannya. Tanpa tulisan yang selalu diupdate, sebuha blog tinggal menunggu kesunyiannya.

Salut kepada Pak Taufik Miharja dan Kang Pepih Nugraha selaku administrator Kompasiana yang mau membuka diri dan bekerja sama dengan semua pihak serta mendengarkan suara dan pendapat para Kompasianers. Keterbukan yang mereka berikan menjadikan Kompasianers lebih bersahabat. Percaya dan semakin yakin bahwa suaranya didengar. Selain itu keinginan para penulis di Kompasiana untuk dapat berbagi informasi dan pandangan serta berdiskusi dengan kalangan yang lebih luas dapat tersalurkan.

Selamat ulang tahun yang pertama Kompasiana. Sukses dan semoga semakin terus tumbuh dan berkembang serta menjadi rumah sehat kita bersama.

Salam dari Clingedael, Den Haag



2 comments:

ipul said...

hi mas aris.lagi blogwalking nih,dapet url dari blognya m.rochman.artikelnya menarik.

Aris Heru Utomo said...

Tks Mas Ipul ... semoga kesuksesan Kompasiana bisa ditularkan di Komunitas Blogger Bekasi. Salam