11.4.08

Kopi Luwak 100 Dollar

Meskipun minum kopi, sesungguhnya saya bukanlah penggemar berat kopi. Di kantor, ketika rekan-rekan kerja lebih banyak memilih kopi sebagai minuman pembuka di pagi hari atau di siang hari (katanya agar tidak mengantuk setelah makan siang), saya justru lebih memilih teh atau air putih. Saya baru ngopi ketika kongkow sejenak menjelang sore di warung kopi belakang kantor, itu pun hanya sesekali dan hanya memesan kopi standar atau cafucino. Pernah suatu ketika mencicipi kopi Irlandia, bukannya kenikmatan yang dirasakan, malah kepala menjadi pusing. Gimana enggak pusing, wong kopi kok dicampur wiski.

Karenanya tidak mengherankan jika saya tidak terlalu bisa membedakan antara satu jenis kopi dengan kopi lainnya. Saya agak heran juga ketika melihat dan mendengarkan berita di CNN bahwa Peter Jones Departement Store di London menjual kopi seharga 50 pound atau hampir US$ 100 per 100 gramnya. Meskipun mahal, tetap saja banyak yang membelinya. Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keistimewaan kopi tersebut dan kenapa mahal?.

Menurut si pembaca berita, kopi buatan De Longhi dan dinamakan Caffe Raro ini merupakan perpaduan kopi Jamaican Blue Mountain dan Kopi Luwak. Ditambahkannya pula bahwa keistimewaan tersebut didapat karena kopi luwak berasal dari biji kopi yang diolah secara alami melalui pencernaan binatang yang disebut luwak (sejenis musang) yang berasal dari Indonesia. Konon kopi yang dicerna luwak ini memiliki kenikmatan luar biasa.

Tentang alasan kenapa Caffe Raro dijual mahal, si penjual berujar bahwa penyebabnya adalah keterbatasan bahan baku, produksi biji kopi hasil pencernaan terbatas, hanya 260 kg per tahun, sementara peminat kopi luwak besar. Selanjutnya untuk meyakinkan bahwa luwak memakan biji kopi, maka di toko tersebut diperlihatkan luwak hidup di dalam kandang.

Sebagai bukan penggemar kopi, saya cuma manggut-manggut saja. Tidak ada cukup alasan bagi saya untuk cepat-cepat memburu Caffe Raro. Bagi saya, kopi yang enak adalah kopi yang harum, tidak pahit, murah dan ada yang membuatkan. Saat ngopi, cukup secangkir saja, dan akan lebih nikmat jika ditemani penganan.

Versi tertulis berita CNN ada disini, foto dari sini.


10 comments:

Anonymous said...

Kok mahal banget ya?

keluarga bahagia sejahtera said...

waw nnt aku mau buat bandrek jahe seharga seratus dollar juga ah :)

amethys said...

looh mas..beberapa th yl. malah Oprah mbikin heboh di sini....gara2 dia bilang kopi termahal didunia itu berasal dari Indonesia...dia cerita klo musang (dia bilang Binarong) itu makan biji kopi trus paginya orang2 collected coffee bean dari pup nya musang yg ternyata masih utuh...dan mereka roast coffee2 itu...
karena binarong hanya makan kopi yg bener2 matang, maka kopi ini adalah kopi nomer satu didunia...harganya? 650$ US/ pound nya...trus dia nyeruput kopi "luwak" itu...

wuihhhh kawan2 ku heboh....klo kamu pulang ke Indonesia...bawain dunk Wied...
hihihi....ga pernah tak bawain abis orang udah malas seh ngambilin kopi sisa luwak.....

Anonymous said...

hehe..bener banget..kopi luwak memang muahaaalll banget. Aromanya luar biasa sih, dan mahalnya mungkin gara-gara jarangnya kopi ini di pasaran. habisnya gmn coba makasa si luwak itu makan biji kopi trus dikeluarin lagi, gak mungkin toh si luwak ini di kasih target? semau-maunya aja. hehe... tp ada lagi tuh kopi yang mahal banget --ini juga krn produksinya hanya bisa di daerah Karibia- yaitu kopi Blu Montain. Setelah minum kopi ini, konon - peminumnya merasa spt di awang-awang.

Tapi, bicara soal kopi, adalah bicara soal fanatisme. Mau dikasih kopi blue montain kek, kopi luwak kek...kalau sukanya kopi Kapal APi.. yaaa susahh... hehe...Yang pasti, bener kata Mas Aris, minum kopi cukup secangkir saja sehari, kalau lebih bisa bikin jantung deg-deg-an.. :-)

Anonymous said...

#mas Yus: mahal karena susah cari bahan bakunya
#Mas bahagia: mau buat bandrek luwak???
#Mbak Wida:Iya kopi luwak memang udah terkenal kenikmatannya. Tapi saya sendiri belum pernah lihat tuh kotoran luwak?
#Mbak Susan:Bener kopi blue montain juga enak ... itu juga yg dijual sama delhonli

Anonymous said...

Ingat kopi luwak, jadi menelan ludah, jadi ga berselera minumnya walaupun seenak apapun.

Si bule agar tidak terlalu mahal jualan kopinya, dibudidayakan saja luwaknya. Terserah deh budidaya di USA sono atau di Indonesia ;)

Hmmm ... tapi kok tumben ya ... para bule ga jijik. Biasanya mereka selalu ingin apapun harus berasal dari sesuatu yang higienis

Anonymous said...

Ingat kopi luwak, jadi menelan ludah, jadi ga berselera minumnya walaupun seenak apapun.

Si bule agar tidak terlalu mahal jualan kopinya, dibudidayakan saja luwaknya. Terserah deh budidaya di USA sono atau di Indonesia ;)

Hmmm ... tapi kok tumben ya ... para bule ga jijik. Biasanya mereka selalu ingin apapun harus berasal dari sesuatu yang higienis

Anonymous said...

wah, kopi abis dimakan luwak, dikeluarin bareng kotoran......

dicuci dulu gak ya ???
bau luwak gak ya ???
emang kotoran luwak enak ya ???

digiling, diseduh.......
aduh..... gak ngebayang.

antz

Anonymous said...

Yuk ngopi di rumah saya saja. Gratis dan halal tanpa "pup" dan wiski. Dijamin !

Anonymous said...

Saya termasuk pengopi (maksudnya tukang minum kopi), tapi cukup secangkir di pagi hari. Merknya nes.... (kalau ditulis lengkap takut dikira promosi hehe ...). Kalau pas sarapan di hotel dan kopinya sudah diseduh dalam poci, saya selalu tanya dulu, kopinya merk apa. Kalau bukan merk yang biasa saya minum, saya pilih minum teh saja (judulnya "setia sampai mati ni ye").
Tapi hati-hati bagi para penggemar kopi, apalagi yang juga perokok, karena kopi dan rokok memacu timbulnya osteoporosis. Itu ... tulang yang keropos sehingga mudah patah.

Ohya, Pak Aris di Brussel to? Saya pernah mampir ke Brugge dan Brussel Mei 2005. Nonton ituu ... patung adik kecil yang pipis di pojok jalan ... hehe ...