8.1.08

Taman Burung Beziers

Dalam rencana liburan akhir tahun 2007, sebenarnya kami tidak memiliki rencana untuk singgah di Beziers, kota kecil di barat daya Perancis. Setelah bermalam di Lyon, tujuan utamanya adalah Barcelona. Namun karena ada sedikit gangguan teknis pada kendaraan, terpaksa kendaraan dibelokkan ke Beziers untuk mencari bengkel terdekat. Berkat bantuan Tomtom si GPS pintar, ditemukanlah bengkel dimaksud yang letaknya di pinggiran Beziers. Setelah menyerahkan kendaraan kepada mekanik bengkel, daripada bengong di bengkel, meluncurlah kami ke kawasan centrum Bezier dengan menumpang bus umum. Mau cari apa di centrum?

Seperti lazimnya kawasan centrum di sebagian besar kota-kota di Eropa, biasanya di kawasan tersebut merupakan pusat keramaian dimana terdapat gedung-gedung pemerintahan, museum, restoran dan toko-toko yang mengelilingi taman alun-alun kota. Di taman alun-alun inilah biasanya warga kota berkumpul, duduk bercengkerama dan bermain-main bersama keluarga. Di saat musim liburan, seperti natal dan tahun baru, di alun-alun kota terdapat pasar malam dengan aneka jenis permainan dan hiburan seperti wahana berputar.


Namun berbeda dengan centrum di kota-kota lain, di centrum Beziers terdapat sebuah taman yang menurut saya cukup istimewa yang dinamakan Plateau des Poetes. Taman ini dibangun pada tahun 1863-1867 oleh wali kota Beziers Auguste Fabrégat. Di taman seluas 50.000 m2 ini kita dapat menemukan sebuah danau kecil di tengah taman, patung kenangan Perang Dunia II dan tentu saja beraneka ragam burung. Burung-burung tersebut hinggap dari satu pohon ke pohon lain atau mendarat di tanah lapang untuk mematuki jagung atau remah-remah yang dilempar pengunjung taman. Sementara di danaunya yang bersih kita dapat menyaksikan angsa atau bebek berenang.

Dari papan nama di taman, diketahui bahwa pada tahun 1990, Pemerintah Kota Beziers menetapkan kawasan ini sebagai tempat suaka burung dan kelelawar. Untuk itu kawasan ini dilengkapi pula dengan tempat pengamatan dan pengembangbiakannya yang diletakkan pada ketinggian 23 meter. Burung, bebek ataupun angsa di taman tersebut ini hidup dengan bebas tanpa khawatir ada yang mengganggu. Keberadaan mereka dilindungi penuh oleh pemerintah kota Beziers. Jangan coba-coba menangkap burung-burung atau angsa tersebut, apalagi berniat menjadikannya burung atau bebek goreng. Saya khawatir anda akan ditangkap pengawas kota dan dipidana karena dianggap mengganggu kehidupan habitat di taman ini.

Sebagai bukan ahli burung, saya tidak paham jenis-jenis burung yang terdapat di taman ini. Yang saya tahu hanyalah jenis burung dara, angsa atau bebek yang terdapat di taman tersebut. Tapi (lagi-lagi) dari papan nama yang terdapat di taman ini, diketahui jenis burung lainnya seperti blue-tits, great tits, redstar dan wrens (burung-burung kecil seperti burung gereja berwarna biru, kuning atau merah). Mungkin kalau seorang ahli burung seperti Mas Rudyanto alias Mbilung berkunjung ke taman ini, beliau akan lebih dapat mengenali jenis-jenis burung-burung yang ada.

Terlepas dari ketidaktahuan saya mengenai aneka jenis burung, saya menikmati keberadaan di taman ini. Dengan suhu siang itu yang berkisar 10-13 derajat Celcius, tidak terlalu dingin jika dibandingkan dengan suhu di Brussel yang ketika saya berangkat sempat mencapai -4 derajat Celcius, berjalan-jalan dan duduk di taman kota sangat menyenangkan. Sambil membaca buku, saya biarkan kemalasan menemani, tak jarang hingga terkantuk-kantuk. Sementara anak-anak kami biarkan bebas bermain di lapangan terbuka atau menikmati fasilitas bermain yang ada. Dengan taman dan danau di tengah kota serta kehadiran burung-burung yang menambah asri lingkungan, sayang untuk melewatkan kemewahan semacam ini.

Ya kemewahan, karena di Jakarta kami rasanya sulit untuk menemukan taman seperti ini. Kawasan Monas yang dimaksudkan sebagai taman dan paru-paru kota sudah dipagari dan tidak dapat bebas bersantai di dalamnya. Mau bersantai-santai di kawasan hijau seperti di Ancol harus membayar terlebih dahulu. Sementara untuk sekedar duduk-duduk di areal taman yang terdapat di kawasan tempat kami tinggal dulu, rasanya tidak mungkin lagi karena kawasan tersebut sudah dirubah fungsinya menjadi ruko.

Jadi sambil menunggu selesainya mobil diperbaiki, tidak ada salahnya bersantai sejenak di paru-paru kota Beziers.

6 comments:

kw said...

asyik amat liburannya...
salam kenal mas

Anonymous said...

Walah.. enak banget ya mas kawasan perlindungan satwanya ada di tengah kota, bisa naik bis lagi ke sananya.. hiks.. sementara di Indonesia, kita harus naik speedboat atau ketinting dulu, terus jalan lagi masuk hutan..baru deh nyampe... wehh..kapan ya Indonesia punya paru-paru kota semacam itu.. (nglamun nih...) ..

Anonymous said...

he he, Beziers, cantik kota kecil ini, dulu pernah ke sini, cuma saya ndak berlama-lama di taman kota, saya ke Etang de Vendres, cari flamingo.

Anonymous said...

Wah, seru banget Pak,,jadi pengen kesana juga,, kapan yah.. :-
~salam kenal Pak~

Anggi kusumah said...

Tulisanne apik mas. Apalg foto angsa nya yg warnanya unik. Kalo di Indonesia, blm ada ya?

Irma Senja said...

keren mas aris,... hemmm,kapan ya bisa jalan2 ke tempat2 menarik di dunia...